REPUBLIKA.CO.ID, BOSTON -- Investigasi ledakan berurutan di Kota Boston, Massachusetts, Amerika Serikat (AS) mengalami kemajuan. Pelaku hidup ledakan, Dzokhar Tsarnaev membeberkan aksi pengeboman, Ahad (14/4) pekan lalu adalah aksi pribadi.
Biro Investigasi Federal (FBI) telah melakukan proses tanya jawab dengan Dzokhar. Pemuda 19 tahun tersebut menyatakan, dia bersama kakak kandungnya, Tamerlan Tsarnaev (26 tahun), bukan bagian dari sel atau masuk dalam struktur organisasi terorisme global atau domestik.
"Ini adalah orang-orang yang beroperasi di negara kita tanpa terkait dengan kegiatan terorisme di luar negeri,'' kata seorang pejabat intelijen AS, seperti dikutip Washington Post, Selasa (23/4).
FBI mendatangi ruangan perawatan Dzokhar di Rumah Sakit Beith Israel, Boston, saat Selasa (23/4) waktu setempat. Dikatakan mahasiswa senior di Cambridge Rindge and Latin School itu mengakui perbuatannya.
Pejabat yang tidak ditulis namanya itu mengatakan, Tsarnaev bersaudara dimotivasi atas tindakan Amerika Serikat terhadap masyarakat Islam di Timur Tengah. Kata dia, agresi militer Washington ke Irak dan Afganistan telah menyadarkan komunitas Muslim yang diperlakukan sesuka hati oleh AS.