Rabu 24 Apr 2013 19:48 WIB

FBI Diduga Jebak Remaja AS Jadi Teroris

Petugas FBI (ilustrasi)
Foto: Reuters
Petugas FBI (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Bambang Noroyono

Rantai kaki melingkar di atas mata kaki Abdella Ahmad Tounisi, Rabu (24/4). Remaja 18 tahun ini gontai melangkah ke ruang sidang. Rambutnya botak. Kulit putihnya berbalut pakaian berwarna jeruk segar. Tounisi adalah tertuduh teroris.

Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) menuduhnya sebagai anggota kelompok berbahaya. Hari itu adalah sidang perdana Tousini setelah sepekan berada dalam interogasi tinggi dan berada dalam tahanan. Tentu saja dalam keamanan maksimum.

Aljazirah melansir lembaga intelijen dalam negeri AS menjebak remaja asal Aurora, Chicago ini, lantaran mengunjungi laman website radikalis Muslim buatan FBI. Kunjungan via internet itu membuat Tounisi diseret ke peradilan.

FBI menuduh Tounisi hendak bergabung dengan sel Alqaidah bernama Jabhat al-Nusra. Sel tersebut adalah kelompok bersenjata yang sedang perang di Suriah melawan rezim Presiden Bashar al-Assad.

Aljazirah mengatakan situs bikinan FBI itu adalah perbuatan yang melampaui batas. FBI semestinya tidak memanfaatkan gerakan keagamaan untuk memberantas aksi menyimpang dari ajaran agama tersebut.  Teroris tidak perlu mendaftarkan diri ke website. Apalagi dijebak untuk bergabung menjadi anggota teroris.

Kini, Tousini terancam hukuman 15 tahun penjara. Hakim Persidangan Daniel Martin mengatakan, putusan hari ini adalah menunda persidangan. Martin tidak menyebutkan alasan penundaan. Tapi, mengutip Chicago Tribune persidangan akan dilanjutkan 2 Mei mendatang, di Gedung Persidangan Dirksen, Chicago.

Tounisi ditangkap FBI di Bandara internasional O'Hare, Chicago, saat Jumat (19/4) lalu. Kejaksaan mengatakan, Tounisi hendak memulai leg pertama perjalanan ke medan perang ke Suriah. Penerbangan pertama akan menyambangi Turki sebelum dirinya melaju ke Damaskus, Suriah.

Banyak tuduhan dialamatkan jaksa kepada Tounisi. Media lokal mengutip dakwaan jaksa sebagai berikut: Tounisi diduga terlibat dalam rencana ledakan di sebuah bar di Chicago, September 2012.

FBI menggagalkan rencana itu dan menarik sebuah nama Adel Daoud.Aksi Daoud juga berawal dari komunikasi melalui chatroom website bikinan FBI. Tidak disebutkan nama komunitas teroris gadungan itu. Tapi salah seorang di website tersebut mengajari Daoud merakit bom dan cara meledakkannya. FBI menemukan komunikasi lancar antara Daoud dan Tounisi.

Namun aktivitas Tounisi sempat menghilang dari chatroom. FBI kembali memancing Tounisi melalui tampilan website yang berbeda. Umpan FBI menarik Tounisi. Seseorang di chatroom mengaku mencari relawan pemberani untuk bergabung bersama Jabhat al-Nusra di Suriah.Tounisi mengirimkan aplikasi dirinya.

Termasuk kelemahannya menggunakan senjata dan bahan peledak. Chicago Tribune melansir, kontak langsung antara Tounisi dan perekrutnya itu terjadi saat 1 April lalu. Keduanya bertemu dan menyusun rencana untuk terbang ke medan perang di Suriah.

Dalam kenyataannya, perekrut tersebut adalah seorang intelijen FBI. Mantan Jaksa Federal Phil Turner mengatakan, merayu atau memanipulasi pikiran pemuda dengan iming-iming ikut dalam kekerasan (terorisme) adalah kejahatan.

''Tindakan mereka memicu fantasi,'' ujar Turner. Pengacara Molly Armour menyatakan bersedia membela Tounisi. Armour adalah pengacara negara yang ditunjuk membela remaja tanggung ini. Kata dia, penundaan persidangan adalah jawaban keraguan hakim atas kasus tersebut.

 Akan tetapi kata dia, pihaknya bersama keluarga Tounisi akan punya waktu membalikkan tuduhan FBI dan Kejaksaan. Keluarga menyatakan, Tounisi adalah korban jebakan  agen intelijen. Sementara itu, Juru Bicara FBI di Chicago, Joan Hyde menolak berkomentar tentang tuduhan menjebak tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement