REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sikap Polda Jabar yang memberikan perlindungan kepada Susno Duadji dari eksekusi tim jaksa menuai banyak kecaman. Menyikapi tudingan miring tersebut, Polda Jabar membantah melindungi terpinada kasus korupsi dana kampanye Pilgub Jabar tersebut.
"Apa yang kami lakukan (melindungi) Susno merupakan bagian dari tugas kita memberikan perlindungan kepada masyarakat. Tidak ada niat kami menghalang-halangi eksekusi tim jaksa," kata Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Martinus Sitompul kepada Republika, Kamis (25/4).
Ia mengaku hanya memfasilitasi kedua belah pihak untuk melakukan mediasi atau perundingan. Baik di rumah Susno mau pun di Polda Jabar. "Kita sangat pasif, baik di rumah Pak Susno mau pun di Mapolda. Sebagai lembaga hukum, kami menghargai sikap jaksa yang akan melakukan eksekusi, dan kami mempersilakannya," kata dia.
Ia mengaku memang ada sejumlah personel polisi baik yang berpakaian dinas maupun preman di rumah Susno sebelumnya. Polisi berpakaian dinas, kata dia, sebagian besar berada di halaman rumah Susno. Hal itu dilakukan karena di halaman rumah tersebut ada dua kelompok massa. Baik yang pro atau kontra-eksekusi.
"Aparat kita ada di sana untuk mencegah jika terjadi bentrokan kedua kubu ini," kata dia.
Sedangkan petugas berpakaian preman yang berada di dalam rumah Susno saat perdebatan berlangsung dianggap hanya bersikap diam. Keberadaan mereka di dalam rumah Susno, imbuh dia, juga untuk mencegah terjadinya kericuhan antara tim kuasa hukum Susno dengan jaksa yang jumlahnya puluhan.
Dalam situasi tegang seperti itu, kata dia, semuanya kemungkinan bisa terjadi. "Situasinya memang panas. Kita berada di dalam rumah Pak Susno itu hanya menjaga-jaga kalau situasi berubah menjadi lebih panas dan terjadi keributan," kata dia.