REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pencarian terhadap Fahrezi (7 tahun), korban tenggelam di Sungai Ciliwung, Kampung Pulo Kelurahan Kampung Melayu, masih terus dilakukan Jumat (26/4). Menurut penuturan paman korban, Rahadiyanto, korban berenang di belakang pekarangan rumahnya Kamis (25/4) sekitar pukul 17.00 WIB.
Korban berenang bersama saudara kembarnya, Fahreza. Selain itu, ada pula lima temannya, yaitu Isika Putri, Nadiva, Sahrul, Egi Apriadi, dan Iswan. Rahadiyanto mengaku telah mengingatkan ketujuh anak itu untuk naik karena sudah sore. ''Mereka biasa berenang di sini. Itu sebabnya saya tidak terlalu melarang,’’ ujarnya.
Saat saudara kembar korban berteriak ada yang tenggelam, Rahadiyanto bergegas turun menolong ke sungai. Malang, dari tiga anak, ia hanya bisa menyelamatkan dua. Fahrezi lepas dari pegangan tangannya. Tak lama setelah kejadian, ketua RT 14, Nurjali, segera menghubungi pihak pintu air Manggarai. Ia berharap korban bisa ditemukan di sana jika pencarian di badan sungai tak berhasil.
Nurjali mengatakan ini adalah musibah tenggelam pertama di RT 14. Ia menduga kebiasaan berenang anak-anak di daerahnya dimulai sejak ada rakit. Rakit bambu di tepi sungai ditambatkan sehingga tidak lagi bergerak. Warga menggunakan rakit tersebut untuk kegiatan mandi cuci kakus (MCK). Warga sendiri sudah sering memperingatkan anak-anak yang berenang agar berhati-hati.
Komandan Tim SAR DKI Jakarta, Zulfikri, mengatakan timnya baru mendapat info Kamis (25/4) jam tujuh malam. Tim SAR melakukan olah tempat kejadian musibah (TKM) sejak Kamis malam (25/4). Gang yang sempit menyulitkan Tim SAR untuk membawa perahu karet ke TKM dan mulai pencarian Jumat (26/4). Pencarian sendiri akan berlangsung hingga tiga hari mendatang di sepanjang Sungai Ciliwung dari RT 14 hingga pintu air Manggarai.