REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Klimatologi Politik (LKP) melakukan survei yang salah satunya terkait dengan terbenamnya partai-partai Islam pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 mendatang. Calon presiden (Capres) yang diajukan partai Islam pun tidak akan mampu bersaing dengan calpres lainnya.
"Belum ada (Capres) yang seperti Gus Dur saat ini, kecuali jika semua partai Islam bersatu untuk mengusung satu orang capres, mungkin akan bersaing nanti," kata CEO LKP, Usman Rachman dalam jumpa pers di Jakarta, Ahad (28/4).
Namun menurutnya persatuan partai-partai Islam di Indonesia tidak akan pernah terjadi karena terkotak-kota dengan berbagai aliran. Ia menyebut Partai Bulan Bintang (PBB) yang ideologisnya ke Persis, Partai Amanat Nasional (PAN) yang berhaluan ke Muhammadiyah dan Nahdlatuh Ulama yang terpecah-pecah menjadi beberapa partai serta Partai Keadilan Sejahtera (PKS) layaknya Ikhwanul Muslimin.
Selain itu, capres dari partai Islam akan cenderung membawa partainya sendiri-sendiri atau memilih bergabung dengan partai yang memiliki suara besar seperti Partai Demokrat. Hal ini yang membuat suara dari partai Islam dan capres yang diusung tidak akan 'dihitung' dalam Pilpres 2014 mendatang.
Capres dari partai Islam akan dianggap jika dapat menangkap momen-momen nasional. Ia menantang apakah partai Islam di Indonesia dapat seperti Hasan Al Banna di Mesir yang terus melakukan perlawanan hingga dipenjara. Saat ini Ikhwanul Muslimin yang menjadi penguasa Mesir.
"Capres dari partai Islam berani seperti itu nggak yang berani berlawanan dengan pemerintah yang menjadi simbol perjuangan. Siapa yang bisa menangkap momen itu, akan dilirik masyarakat," tegasnya.