REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK---Harga minyak naik pada Senin (Selasa pagi WIB), setelah serangan udara Israel ke Suriah menimbulkan kekhawatiran baru tentang meningkatnya ketegangan di kawasan kaya minyak Timur Tengah.
Kontrak berjangka utama AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni, ditutup pada 96,16 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, naik 55 sen dari tingkat penutupan Jumat.
Patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juni, melonjak 2,61 dolar AS dari penutupan Jumat menjadi menetap di 105,46 dolar AS di Intercontinental Exchange di London. "Pasar kembali bergerak naik karena kekhawatiran di Timur Tengah -- dengan meningkatnya ketegangan antara Israel dan Suriah," kata Bill Baruch dari iiTrader.com.
Sebuah sumber senior Israel mengkonfirmasikan kepada AFP bahwa negara Yahudi itu telah melakukan sebuah serangan fajar di lokasi di luar Damaskus, serangan kedua dalam 48 jam, yang keduanya telah menargetkan senjata-senjata yang diperuntukkan bagi Hizbullah Lebanon.
Menanggapi serangan itu, pejabat Suriah memperingatkan bahwa "rudal-rudal siap" untuk membalas. Harga minyak mundur dari lonjakan awal karena tidak ada balas dendam langsung dari Suriah atau Iran, "hanya retorika biasa," kata John Kilduff dari Again Capital. Bagi para pedagang, "tampaknya situasi tetap tegang," katanya.