REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pemerintah Kota Semarang segera mengambil sikap terkait dengan ulah suporter PSIS yang melakukan perusakan dan penjarahan di sejumlah tempat usaha serta rumah warga Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Pemkot akan memanggil seluruh pemangku kepentingan tim tersebut.
"Rencananya Rabu (8/5) siang pihak terkait, seperti Polrestabes, Dandim, Kejaksaan, seluruh camat di 16 kecamatan di Semarang, PSIS, dan Koordinator Suporter PSIS Semarang (Divisi Utama PT Liga Indonesia) duduk bersama dengan Pemkot Semarang," kata Kepala Bidang Ideologi dan Kewaspadaan Nasional Badan Kesbangpol Kota Semarang, Jati Prijono, di Semarang, Selasa.
Langkah Pemkot Semarang dengan memanggil seluruh pihak terkait tersebut diharapkan ada titik temu dari tiga opsi yang sudah dimunculkan untuk menyikapi ulah suporter PSIS di Kabupaten Grobogan.
Tiga opsi yang sudah muncul, yakni permintaan maaf karena telah melakukan kesalahan, siap menanggung seluruh kerugian yang disebabkan dari perusakan dan penjarahan, terakhir siap untuk menghadapi proses hukum.
Apalagi, lanjut Jati, ada korban jiwa karena kecelakaan lalu lintas dan kerugian harta benda yang ditaksir mencapai Rp 1 miliar.
"Kami menilai kerugiannya Rp 1 miliar lebih karena banyak sekali kasusnya seperti penjarahan supermarket, ada truk yang tengah menurunkan semangka ludes dijarah, penjual bensin juga ikut dijarah untuk mengisi bahan bakar kendaraan mereka," katanya.
Sekretaris Kecamatan Godong, Joko Supriyanto, menjelaskan bahwa nilai kerugian sementara dari hasil inventarisasi di lima desa (Bringin, Jati Lor, Bugel, Godong, dan Klampok) akibat ulah suporter PSIS mencapai Rp 643 juta.
Seratus lebih objek yang rusak akibat ulah para suporter, di antaranya enam unit sepeda motor milik warga yang dibakar dan enam sepeda motor yang dirusak, penjarahan warung makan beserta barang elektronik, dagangan pakaian, dan ada sepeda motor yang ikut dijarah.
Ulah pendukung PSIS tersebut terjadi pada saat bentrok antara warga dengan pendukung PSIS Semarang di Kecamatan Godong, Kabupaten Purwodadi, sejak Minggu (5/5) malam hingga Senin (6/5) siang.
Bentrok terjadi usai pertandingan antara Persipur Porwodadi dan PSIS Semarang yang berkesudahan 0-0.