REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Setyo, orang tua Ria Puspita Ristanti, siswa SMK YPKK Sleman yang dibunuh tujuh laki-laki di Sleman beberapa waktu lalu mengadu ke Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta, Selasa (7/5).
Bapak dua anak ini meminta LBH menjadi kuasa hukumnya dalam kasus kematian anak tertuanya tersebut. Sebab hingga saat ini, kasus yang ditangani Polres Sleman tersebut belum juga disidangkan. Padahal kasus ini telah ditangani sejak satu bulan lalu.
"Sebagai otang tua saya sangat kehilangan karena meninggalnya tidak wajar. Untuk melupakan itu rasanya sulit. Kedatangan saya ke LBH untuk minta dukungan agar kasus ini segera tuntas," ujarnya.
Setyo hadir di LBH bersama istri dan anak keduanya yang masih balita. Orang tua Ria ini juga didampingi Kepala Dukuh Magelan, Umbulmartani, Ngemplak, Sleman dan beberapa warga Pedukuhan tersebut.
Dia juga membawa foto anak tertuanya yang meninggal dibunuh tujuh laki-laki dan dibakar beberapa waktu lalu. Menurutnya, penanganan kasus anaknya tersebut tidak menunjukan perkembangan sama sekali.
Bahkan saat dirinya meminta penjuelasan ke tim penyidik Polres Sleman, tidak ada keterangan apapun yang diperolehnya. "Saya meminta ketujuh tersangka dihukum mati," katanya.
Seperti diketahui, siswi kelas II SMK YPKK Sleman ini ditemukan tewas terbunuh dan dibakar di bulak Kringinan, Selomartani Kalasan Sleman pada Sabtu (13/4). Setelah dilakukan visum diketahui, korban diperkosa terlebih dahulu sebelum dibunuh dan dibakar.
Dari hasil penyelidikan aparat kepolisian, ada tujuh tersangka yang ditangkap terkait kasus tersebut. Salah satu di antaranya adalah anggota kepolisian Polres Sleman. Ketujuh tersangka itu adalah MSN alias NZL (warga Plataran, Selomartani, Kalasan, Sleman), EN (Njabung, Kalitirto, Berbah, Sleman), YR (Berbah, Sleman), GS (Sumosari, Ngrangsan, Selomartani, Kalasan, Sleman), SY ( Jagalan, Tegaltirto, Berbah, Sleman), Hdn (Njetak, Selomartani, Kalasan, Sleman) yang merupakan anggota Polres Sleman dan KA yang juga ayah kandung YR.
Menurut Dukuh Magelan, Umbulmartani, Ngemplak, Sleman, Suratman, seluruh warga pedukuhan tersebut meminta agar kasus tersebut segera dituntaskan. Apalagi kata dia, ada oknum aparat kepolisian yang terlibat. "Kita meminta pelaku dihukum mati," ujarnya.
Diakuinya, kasus yang menimpa warganya tersebut hingga saat ini membuat warga ketakutan. Meski kasus tersebut terjadi sebulan lalu namun hingga sekarang masih banyak warga yang ketakutan pergi sendirian terutama pada malam hari.
Banyak orang tua yang khawatir akan nasib putri-putrinya. Mereka kata Suratman, sering cemas saat melepas anak-anaknya berangkat kesekolah.
Bahkan kata dia, banyak warga perempuan yang bekerja meminta diantarkan keluarga saat berangkat atau pulang bekerja. Karena itulah pihaknya berharap kasus tersebut segera dituntaskan.