REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Presiden Suriah Bashar Al-Assad mengatakan negaranya mampu menghadapi Israel. Pernyataan itu muncul setelah Israel menggempur target di dekat Damaskus selama akhir pekan lalu.
Assad menuduh Israel mendukung teroris di Suriah. Teroris tersebut merupakan pemberontak yang berjuang menggulingkan rezim Assad.
"Waktunya telah tiba untuk menghalangi penghuni Israel melakukan agresi tehadap masyarakat," kata Assad seperti dilansir Al-arabiya, Rabu (8/5).
Assad menyampaikan pihaknya didukung oleh Iran untuk menghadapi agresi Israel yang bertujuan merusak keamanan kawasan. Sebagaimana diketahui Iran merupakan sekutu dari Suriah.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel, Moshe Yaalon mengatakan negaranya tidak terlibat dalam perang Suriah. Namun, mereka mengkalim membela keamanan.
"Kami tidak terlibat dalam erang sipil di Suriah, tetapi kami telah membuat jelas tujuan kami," ujar Yaalon.
Menurut dia, Israel telah meletakkan garis merah di antaranya adalah transfer senjata canggih untuk organisasi teror seperti Hizbullah, senjata kimia, atau pelanggaran kedaulatan.
Sebelumnya, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) melansir jumlah pengungsi Suriah karena konflik yang terjadi di negara itu mencapai 4,25 juta. "Gerakan pengungsi internal terus menjadi skala besar karena banyak warga Suriah yang mengungsi beberapa kali," kata Juru Bicara Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan, Jens Laerke.