REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING--Wilayah Otonomi Tibet di China Barat-daya telah melaporkan wabah virus flu unggas H7N9, yang sangat menular, pada unggas, demikian pengumuman Kementerian Pertanian (MOA) China, Senin (13/5).
Sebanyak 35 ayam di satu peternakan di satu desa di Kabupaten Mainling di Prefektur Nyingchi memperlihatkan gejala yang diduga sebagai flu unggas dan mati pada Selasa lalu (7/5), kata kementerian tersebut.
Laboratorium Rujukan Influenza Unggas Nasional pada Senin mengkonfirmasi virus itu adalah flu unggas H7N9. Keterangan diberikan otoritas melakukan pemeriksaan terhadap sampel yang dikumpulkan di peternakan tersebut, kata MOA.
Pemerintah setempat telah menutup dan mensterilkan daerah yang terular. Sejumlah 372 ayam mati di lokasi tersebut. Seluruh unggas mati telah dipilah dan secara aman dimusnahkan guna mencega penyebaran penyakit itu, kata MOA sebagaimana dikutip Antara di Jakarta, Senin malam.
Flu burung, atau influenza unggas, adalah penyakit menular yang berasal dari hewan akibat virus yang biasanya hanya menyerang burung dan--tak terlalu umum--babi. Virus tersebut bisa mematikan buat manusia.