Rabu 15 May 2013 16:10 WIB

Pilkada Bali Jadi Tontonan Wisatawan Asing

Pilkada Bali 2013
Foto: KPUD Bali
Pilkada Bali 2013

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pemilukada Bali yang digelar Rabu (15/5), menjadi tontotan sejumlah wisatawan asing yang kebetulan berlibur di Pulau Dewata.

Wisatawan tersebut menyaksikan warga menuju tempat pemungutan suara (TPS), karena dianggap unik saat menggunakan hak suaranya untuk memilih gubernur dan wakil gubernur mengenakan busana adat Bali. "Ini pemandangan unik yang saya saksikan di Bali, untuk memilih pemimpin Bali saja berpakaian adat," kata Ronio, seorang wisatawan asal Australia di Jimbaran, Bali.

Ia merasa kagum dengan perilaku warga Bali sangat kental dengan nuansa budayanya, pergi ke tempat pemungutan suara saja tertib menggunakan pakaian adat Bali. "Keunikan ini saya rasa tidak ada duanya di daerah lain. Ini juga sebagai cerminan orang Bali sangat menghormati budayanya dan ke mana-mana orang Bali itu melekat budayanya," ucap Ronio.

Karenanya, ia mencoba mendekatkan diri ke TPS, di mana warga Bali melakukan aktivitas pencoblosan calon gubernur dan wakil gubernur tersebut. "Saya mengabadikan dengan kamera agar ada kenangan kegiatan pilkada di Bali, terutama keunikan orang Bali menggunakan pakaian adat saat menghadiri hajatan demokrasi itu," katanya.

Pemantauan di sejumlah objek wisata, seperti kawasan Jimbaran, Kuta di Kabupaten Badung serta wisata Sanur, Kota Denpasar tampak aman dan aktivitas wisatawan berjalan normal.Walau beberapa kios di Kuta pagi hingga siang hari ada yang tutup karena warga bersangkutan mendatangi TPS cagub dan Cawagub itu.

Pemilukada Bali diikuti dua kandidat gubernur, yaitu Anak Agung Ngurah Puspayoga dengan Dewa Nyoman Sukrawan yang diusung PDIP serta Made Mangku Pastika dengan I Ketut Sudikerta yang di usung Partai Golkar dan Partai Demokrat serta tujuh partai politik lainnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement