REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pemilukada Bali yang digelar Rabu (15/5), menjadi tontotan sejumlah wisatawan asing yang kebetulan berlibur di Pulau Dewata.
Wisatawan tersebut menyaksikan warga menuju tempat pemungutan suara (TPS), karena dianggap unik saat menggunakan hak suaranya untuk memilih gubernur dan wakil gubernur mengenakan busana adat Bali. "Ini pemandangan unik yang saya saksikan di Bali, untuk memilih pemimpin Bali saja berpakaian adat," kata Ronio, seorang wisatawan asal Australia di Jimbaran, Bali.
Ia merasa kagum dengan perilaku warga Bali sangat kental dengan nuansa budayanya, pergi ke tempat pemungutan suara saja tertib menggunakan pakaian adat Bali. "Keunikan ini saya rasa tidak ada duanya di daerah lain. Ini juga sebagai cerminan orang Bali sangat menghormati budayanya dan ke mana-mana orang Bali itu melekat budayanya," ucap Ronio.
Karenanya, ia mencoba mendekatkan diri ke TPS, di mana warga Bali melakukan aktivitas pencoblosan calon gubernur dan wakil gubernur tersebut. "Saya mengabadikan dengan kamera agar ada kenangan kegiatan pilkada di Bali, terutama keunikan orang Bali menggunakan pakaian adat saat menghadiri hajatan demokrasi itu," katanya.
Pemantauan di sejumlah objek wisata, seperti kawasan Jimbaran, Kuta di Kabupaten Badung serta wisata Sanur, Kota Denpasar tampak aman dan aktivitas wisatawan berjalan normal.Walau beberapa kios di Kuta pagi hingga siang hari ada yang tutup karena warga bersangkutan mendatangi TPS cagub dan Cawagub itu.
Pemilukada Bali diikuti dua kandidat gubernur, yaitu Anak Agung Ngurah Puspayoga dengan Dewa Nyoman Sukrawan yang diusung PDIP serta Made Mangku Pastika dengan I Ketut Sudikerta yang di usung Partai Golkar dan Partai Demokrat serta tujuh partai politik lainnya.