REPUBLIKA.CO.ID, MINAHASA -- Tim Ahli Ekspedisi NKRI Subkorwil Minahasa menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi Danau Tondano yang semakin berkurang fungsinya. Danau di Kabupaten Minahasa itu telah mengalami pendangkalan dan dipenuhi enceng gondok.
‘’Danau Tondano memang sudah pada titik kritis,’’ ujar Deputi Kemenko Kesra Bidang Lingkungan Hidup dan Kerawanan Sosial Willem rampangilei, menanggapi keprihatinan tim ahli ekspedisi, Kamis (16/5).
Willem yang berasal dari Sulawesi Utara mengungkapkan, di masa ia kecil, Danau Tondano masih memiliki kedalaman 40 meter. Kedalaman ini tercatat sejak 1923. Pada 1996, kedalaman danau tinggal 15 meter.
Danau terluas di Sulawesi Utara ini merupakan habitat ikan payangka dan ikan nike, dua jenis ikan khas danau ini. Tim Flora Fauna Ekspedisi NKRI mendapati payangka kodok, payangka merah. Willem mengingatkan agar upaya menghilangkan enceng gondok dari Danau Tondano tidak mematikan ikan-ikan khas danau ini dan spesies yang bergantung pada danau ini.
Di sekitar danau pun terdapat berbagai spesies burung. Enam di antaranya burung yang dilindungi, yaitu burung kuntul kecil, kuntul kerbau, elang paria, elang bondol,cekakak sungai, dan burung madu sriganti.
Tim ahli ekspedisi dari FMIPA Universitas Negeri Manado itu menyampaikan keinginannya untuk menyelamatkan Danau Tondano dari gangguan enceng gondok, salah satunya dengan bahan kimia. Tapi tentu saja juga harus memperhatikan manfaat ekonomis dari keberadaan enceng gondok itu.
Danau Tondano merupakan kawah kuno dari letusan gunung purba. Legenda Minahasa menyebutnya sebagai Gunung Kaweng. Tim Peneliti Ekologi yang meneliti batu-batuan di wilayah sekeliling danau mendapatkan jenis batuan yang sejenis.
Komanden Korem 131/Santiago Sulut Brigjen TNI Johny L Tobing menyatakan kesiapannya menyediakan tenaga prajurit pascaekspedisi untuk memberishkan enceng gondok dari danau.
''Kami sudah pernah sampaikan kepada Gubernur tentang masalah ini. Kami hanya punya keinginan dan tenaga, tapi anggaran semuanya tergantung kepada pemerintah daerah,’’ ujar Danrem.