REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Transparansi PT Freeport Indonesia terkait prosedur keselamatan kerja karyawannya dipertanyakan. Hal ini menyusul kecelakaan tambang yang menelan korban jiwa di Tembagapura, Papua, dua hari lalu.
"PT Freeport harus menjelaskan persoalan ini kepada publik secara transparan," kata salah satu pendiri Indonesian Resources Studies (IRESS), Marwan Batubara, saat dihubungi Republika, Kamis (16/5).
Menurut Marwan, setiap perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan harus memiliki standar operasi dan prosedur (SOP) keselamatan kerja. Persoalannya, kata dia, apakah SOP itu benar-benar dilakukan oleh perusahaan.
"Apakah prosedur penyelamatan ini sudah dilakukan Freeport dengan baik? Jangan sampai karena alasan menekan biaya, faktor keselamatan kerja justru malah diabaikan," ujarnya.
Terpisah, Corporate Secretary PT Freeport Indonesia, Daisy Primayanti menyatakan, belum mengetahui persis penyebab reruntuhan di lokasi tersebut. Sampai saat ini, tim dari pusat dan daerah masih melakukan pemeriksaan di sekitar tempat kejadian.
"Presiden direktur kami saat ini juga ikut terjun ke lokasi bersama inspektur-inspektur tambang untuk melakukan investigasi. Tetapi sampai sekarang belum mendapat informasi secara terkonsolidasi," terangnya.