REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menanggapi serius kondisi di wilayahnya terkait peristiwa pengrusakan masjid dan rumah jamaah Ahmadiyah. Pria yang sehari-hari dipanggil Aher ini mengaku telah menyiapkan langkah strategis agar peristiwa pengrusakan serupa bisa dicegah.
Menurut Aher, penyelesaian kasus Ahmadiyah di Jawa Barat harus melibatkan berbagai stake holder. Mulai dari pemerintah, kepolisian, TNI, ulama dan tokoh masyarakat. Kepolisian akan menjadi font liner menyiapkan langkah pengamanan sedangkan pemerintah daerah bertugas melakukan pembinaan.
Adapun langkah yang disiapkan misalnya mencegah aksi kekerasan dan pembinaan secara terus menerus kepada Ahmadiyah. Selain Ahmadiyah, Aher menyampaikan Jawa Barat juga sedang dihadapkan persoalan terorisme.
Karena beberapa kali terduga teroris digerebek dan ditangkap di Jawa Barat seperti di Kabupaten Bandung dan Tasikmalaya. Melihat kondisi itu, Aher berujar telah menyiapkan langkah deteksi dini di seluruh tingkatan mulai dari provinsi, kabupaten/kota, kecamatan hingga pedesaan.
Pemprov Jawa Barat juga berupaya menghidupkan kembali kegiatan Siskamling dan wajib lapor 2x24 jam di lingkungan masyarakat. Karena kegiatan-kegiatan tersebut sempat hilang karena perilaku masyarakat yang mulai individualistis.
Tak lupa, Aher mengimbau kepada masyarakat untuk segera melapor kepada pihak berwenang jika menemukan warga yang bersikap mencurigakan.