REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Presiden Suriah Bashar al-Assad telah menyambut baik konsensus baru antara Moskow dan Washington mengenai upaya untuk menemukan pendekatan politik guna menyelesaikan krisis politik 26-bulan di Suriah, tapi juga meragukan itikad sesungguhnya Barat.
"Kami telah menyambut baik persesuaian Rusia-Amerika dan kami berharap akan ada pertemuan internasional guna membantu rakyat Suriah mengatasi krisis ini," kata Bashar dalam satu wawancara dengan kantor berita Argentina, yang isinya disiarkan oleh kantor berita Suriah, SANA.
Namun, meskipun menyambut tindakan itu, Bashar meragukan i'tikad sesungguhnya Barat, demikian laporan Xinhua. Presiden Suriah tersebut mengatakan, "Kami kira kebanyakan negara Barat tidak benar-benar menginginkan penyelesaian di Suriah."
Pekan sebelumnya, Amerika Serikat dan Rusia sepakat untuk mengaktifkan kembali Deklarasi Jenedea, yang disepakati tahun lalu dalam upaya mendorong penyelesaian bagi krisis berlarut-larut di Suriah. Kedua negara adidaya itu sepakat untuk menyelenggarakan konferensi internasional dengan dihadiri wakil pemerintah Suriah dan oposisi.
Sekalipun tindakan tersebut dipuji oleh masyarakat internasional sebagai perubahan nyata untuk mengakhiri kebuntuan di Suriah, banyak pengulas politik lokal mengatakan faktor paling penting guna membuat konferensi itu berhasil ialah semua pihak harus bekerjasama dengan transparan dan i'tikad baik serta menghindari pengajuan prasyarat.
Damaskus juga memuji gagasan mengenai pertemuan tersebut, tapi memintah perincian lebih lanjut sebelum memutuskan apakah akan menghadirinya.