REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengaku kecewa dengan sikap Anwar Ibrahim yang menolak menerima kekalahan dan melakukan rekonsiliasi dengan Barisan Nasional di bawah kepemimpinan Najib Tun Razak yang memenangkan pemilu Malaysia.
Kekecewaan JK diungkapkan mantan Menkumham, Hamid Awaluddin. “Ya Tentu saja pak JK kecewa tapi tengah mencoba agar suasana seperti biasa kembali,” kata Hamid.
Menurut Hamid, Anwar pernah berjanji ke JK akan mengontrol koalisinya saat kalah dari Najib di pemilu Malaysia. Tetapi, hingga kini, demo demi demo protes dilancarkan di berbagai tempat. Anwar bersama pengikutnya mencurigai adanya kecurangan, sesuatu yang harus dibuktikan secara hukum. “Namun, Anwar belum bergerak menempuh jalur itu,” tambahnya.
Sejak awal, tutur Hamid, Anwar sudah mempersepsikan dan meyakini akan menang. Hal itu didasarkan dari berbagai hasil survei sebelum pemilu dilaksanakan selalu diunggulkan. Bahkan setiap kali dia melakukan kampanye terbuka, massa selalu menyemut. Kian lengkap sudah kepercayaan dirinya sebagai pemenang.
Dengan kepercayaan diri itu, Anwar mendatangi JK, sahabatnya sejak puluhan tahun silam. Minta disampaikan kepada Datok Sri Najib, seterunya, agar siapa pun yang kelak menang dalam pemilihan harus merangkul pihak yang kalah. Lalu yang kalah menghargai yang menang. “Permintaan itu disambut baik oleh JK yang juga sahabat dekat Najib. Pak JK menjadi mediator,” ucap Hamid.
Namun keyakinan Anwar hancur ketika Najib memenangi pertarungan politik di negara itu. Anwar mangkir dari janjinya kepada JK untuk mengontrol anggota koalisinya. Sedangkan Najib konsisten dengan ucapannya. Terbukti beberapa jam setelah dinyatakan menang, ia langsung berpidato dan mengajak dilakukan rekonsiliasi nasional demi kejayaan negara.
“Sikap JK sekarang biasa saja, mereka tetap bersahabat, saya tidak bisa menjelaskan lebih lanjut karena ini pandangan pribadi pak JK,” jelasnya.