REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemilihan Umum berupaya menyesuaikan gaya para pemilih pemula yang merupakan anak-anak muda dalam melakukan sosialisasi pemilihan umum agar mudah diterima.
"Mereka ingin sesuatu yang mudah dicerna, tetapi substansinya sampai. Untuk menuju ke sana, maka yang perlu digarap oleh KPU adalah bagaimana pesan itu disampaikan menurut alam pikir mereka," kata Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sigit Pamungkas di Jakarta, Rabu.
Sigit mengatakan, pemilih pemula lebih menyukai hal-hal yang bersifat informal dan menyenangkan daripada kegiatan formal dan kaku. Dengan demikian, Sigit mengemukakan, KPU akan melakukan sosialisasi melalui musik, acara-acara hiburan dan majalah remaja yang seringkali dibaca anak-anak muda dengan menyesuaikan gaya bahasa mereka.
"Mereka mungkin sedikit yang membaca koran serius, yang mereka suka seperti media-media yang cenderung santai. Ketika masuk ke media-media yang relatif informal itu, KPU harus mengubah bahasanya dengan gaya informal juga, karena tidak mungkin kami iklan di majalah demikian terus menggunakan bahasa pidato," katanya.
Menurut Sigit, pemilih pemula merupakan golongan masyarakat yang cenderung masih ragu dengan kemanfaatan memilih dalam pemilu, di tengah terpaan kinerja lembaga demokrasi yang kurang produktif.
Ia mengatakan, KPU perlu berupaya untuk meyakinkan para pemilih pemula tentang pentingnya memilih untuk menentukan nasib bangsa ke depan.