REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penerapan E-Ticketing untuk Jabodetabek yang rencananya akan diberlalukan terhitung tanggal 1 Juni mendatang tampaknya belum akan berjalan maksimal. Hal itu disebabkan sistem yang masih baru ini belum siap untuk diterapkan langsung kepada masyarakat.
"Tanggal 1 Juni mendatang (e-ticketing) tetap akan dijalankan. Namun pada tempat yang terbatas," jelas VP Public Relation, Mateta Rijalulhaq, Kamis (30/5).
Menurutnya, kendala e-ticketing yang ditemui, karena masyarakat belum terbiasa menggunakannya. Jadi dari 1 Juni hingga 1 Juli mendatang, PT KAI akan memberlakukan dua sistem, yaitu sistem e-ticketing dan sistem karcis biasa. "Karena ini barang baru, jadi penumpang perlu belajar lagi," katanya.
Ia mengisahkan, kebanyakan penumpang masih belum bisa menggunakan e-ticketing sehingga terjadi antrian panjang di gate. Jadi pemberlakuan e-ticketing hanya pada pukul 09.00 hingga 16.00 WIB.
Sedangkan untuk tarif e-ticketing yang awalnya hanya sebesar Rp 4 ribu, untuk 1 Juni hingga 1 Juli diberlakukan sama dengan harga tiket biasa, yaitu Rp 9 ribu. "Tarif progesif belum dijalankan. Kita masih menjalankan tarif yang masih berlaku saat ini. Hingga 1 Juli mendatang semuanya benar-benar full," katanya. "Satu bulan ini kami akan fokus, semoga 1 Juli nanti kita bisa berlalukan seluruhnya," tambahnya.
Dengan teknologi baru e-ticketing ini, penumpang tidak perlu lagi mengantre ke loket. Mereka yang mempunyai tiket langsung menuju gate. E-ticketing juga tidak dibatasi masa waktu, hanya saldolah yang membatasinya. Saldo tersebut pun bisa diisi ulang lagi.