Jumat 31 May 2013 23:53 WIB

Evaluasi KJS, Ahok Ingin Hapus Kelas Rumah Sakit

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Karta Raharja Ucu
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Thajaja Purnama (Ahok)
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Thajaja Purnama (Ahok)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama alias Ahok ingin menghapus penggolongan kelas rumah sakit. Keinginan itu sebagai bentuk evaluasi program Kartu Jakarta Sehat (KJS).  

Saat ini, rumah sakit digolongkan berdasarkan kemampuan mereka memberikan pelayanan medis. Ada rumah sakit kelas A, B, C, dan D. Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) merupakan rumah sakit dengan tipe paling tinggi karena bisa menangani pasien dengan penyakit yang membutuhkan perawatan sub-spesalis. Di bawah RSCM, ada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang memiliki dokter spesialis.

Ahok berpendapat, perbedaan kelas rumah sakit itu memunculkan ketidakadilan dalam klaim tarif Indonesia Case Based Group (INA-CBG's). Sebab, tipe rumah sakit akan memengaruhi besaran tarif klaim. Ia mencontohkan, untuk cuci darah saja, harga antara RSCM dengan RSUD Tarakan, Jakarta Pusat jauh berbeda.

"Cuci darah di RSCM itu Rp 2 juta, di Tarakan cuma Rp 580 ribu. Padahal alatnya sama," ujar Ahok usai melakukan pertemuan dengan para dokter fungsional di ruang kerjanya. 

Dikatakan Ahok, jika ada bayi yang sakit di RSUD Tarakan, sementara dokter yang bisa menangani penyakitnya hanya di RSCM, tentu dokter itu lebih memilih bayi tersebut dirujuk ke RSCM. Daripada bayi itu harus dirawat di RSUD Tarakan, lantaran tarif klaim di RSCM lebih tinggi. 

"Ini mesti kita perbaiki. Jadi jangan dikelompokan berdasarkan kelas, tapi berdasarkan kompetensi dokter dan alat yang dipakai," kata Ahok menegaskan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement