REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Seorang karyawan bekas CIA yang bekerja sebagai kontraktor di Lembaga Keamanan Nasional Amerika Serikat mengatakan dialah pria yang telah membocorkan rincian rahasia program pengawasan AS (NSA), dan bertindak sesuai hati nurani untuk melindungi "kebebasan dasar bagi rakyat di dunia".
Edward Snowden, 29 tahun, yang bersembunyi di satu kamar hotel di Hong Kong, mengatakan dia telah lama berpikir sebelum mempublikasikan rincian satu program NSA dengan nama sandi PRISM.
Dia berbuat begitu karena dia merasa negerinya membangun satu mesin spionase rahasia dan tak terhitung untuk memata-matai tiap warga Amerika.
Surat kabar the Washington Post dan harian Inggris Guardian mempublikasikan identitasnya pada Ahad. Snowden memberikan dokumen-dokumen yang dia curi kepada kedua harian tersebut.
"Saya tak ingin hidup di satu masyarakat yang melakukan hal seperti ini ... Saya tak ingin hidup di dunia di mana segala sesuatunya yang saya kerjakan dan katakan direkam. Itu bukanlah sesuatu yang saya ingin dukung atau berada di bawahnya," kata dia kepada the Guardian, yang mempublikasikan wawancara video dengannya di lamannya.
"NSA telah membangun infrastruktur yang mengizinkan untuk menyadap hampir segalanya. Dengan kemampuan ini, sebagian besar komunikasi manusia secara otomatis ditelan tanpa sasaran. Jika saya ingin melihat surat elektronik Anda atau telepon istri Anda, apa yang saya lakukan adalah menyadap. Saya dapat surat elektronik Anda, kata sandi, catatan telepon, kartu kredit," katanya.
The Guardian mempublikasikan temuan-temuan pekan ini bahwa dinas keamanan AS memantau data tentang panggilan telepon dari data Verizon dan internet dari perusahaaan-perusahaan besar seperti Google dan Facebook.
Pengungkapan program-program rahasia itu telah memicu perdebatan luas di AS dan luar negeri tentang apa yang telah NSA lakukan begitu rupa dan luas dalam dekade terakhir. Para pejabat AS mengatakan lembaga itu beroperasi berdasarkan hukum.
Keputusan Snowden untuk mengungkap identitas dan keberadaannya membuka tabir tentang salah satu kebocoran keamanan terbesar dalam sejarah AS dan mempercepat satu cerita yang telah membuat malu pemerintahan Presiden Barack Obama.
Pengungkapan hal itu ke publik juga berpotensi membuat penguasa AS murka terhadap dia. The Guardian membandingkan dia dengan Bradley Manning, seorang prajurit yang sekarang menghadapi peradilan karena membantu musuh, karena mengeluarkan arsip departemen luar negeri dan militer yang merupakan rahasia ke Wikileaks.
Snowden, yang mengatakan dia telah meninggalkan pacarnya di Hawaii tanpa memberitahunya ke mana pergi, menyatakan dia mengetahui risiko yang dia akan hadapi. Tetapi dia berpikir pengungkapannya kepada publik dalam beberapa hari terakhir lebih barharga.
"Yang paling saya takutkan adalah mereka akan mendatangi keluarga saya, teman-teman saya, mitra saya. Siapa saja saya punya hubungan," katanya.
"Saya harus siap menghadapi di sisa umur saya. Saya tidak bisa berkomunikasi dengan mereka. Mereka (penguasa) akan bertindak agresif terhadap siapa saja yang telah mengenal saya. Itulah yang membuat saya terjaga pada malam hari."
Dia berbicara tentang keinginannya untuk tak hidup dalam kesenangan di Hawaii, tempat dia memperoleh penghasilan sekitar 200 ribu dolar AS setahun.
"Saya ingin mengorbankan semua itu karena hati nurani saya mengatakan tak ingin pemerintah AS menghancurkan privasi, kebebasan Internet dan kebebsan dasar bagi orang-orang di dunia dengan mesin pengawasan masif yang mereka bangun secara rahasia."
Beberapa menit nama Snowden diungkap oleh the Guardian telah menjadikannya pahlawan secara cepat.