REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Ledakan kuat di luar gedung Mahkamah Agung dan dekat kedutaan besar Amerika Serikat (AS) mengguncang Kabul, ibu kota Afghanistan, pada Selasa (11/6), kata sejumlah saksi mata. Sejauh ini belum ada informasi mengenai korban tewas akibat ledakan di jalan utama bandara internasional Kabul.
Para saksi mata mengatakan kepada AFP, mereka melihat rongsokan satu mobil dan bus-bus dengan kaca-kacanya yang pecah. Pada Senin, tujuh militan Taliban tewas setelah melancarkan serangan senjata dan granat atas gedung-gedung militer dekat pagar bandara itu.
Dua orang melakukan aksi bom bunuh diri dan lima penyerang lain tewas ketika pasukan elite Afghanistan menyerbu bangunan dua lantai tempat para militan bersembunyi dekat pagar bandara itu. Respons yang dilakukan pasukan keamanan dipuji sebagai tanda profesionalisme mereka tumbuh.
Ledakan-ledakan dari granat (RPG) dan tembakan senjata kecil meletus selama empat jam setelah pertempuran membangunkan warga ibu kota Afghanistan itu pukul 04.30 waktu setempat. "Ada tujuh orang meninggal dua (pelaku bom bunuh diri) meninggal karena meledakkan diri dan lima lain terbunuh," kata Kepala Kepolisian Kabul Mohammad Ayoub Salangi.
Bandara yang dijaga ketat dan memiliki terminal militer dan sipil memiliki pangkalan besar bagi koalisi NATO pimpinan AS. Mereka dikerahkan membantu pasukan Afghanistan melawan pemberontakan yang telah berlangsung 12 tahun. Kabul juga diserang pada 24 Mei ketika sejumlah militan melancarkan satu serangan senjata dan bunuh diri terkoordinasi di kompleks Organisasi Internasional untuk Migrasi.