REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggelar keterangan pers mendadak di Kantor Presiden. Dalam keteragan tersebut, ia kembali menjelaskan tentang kebijakan kenaikan harga BBM. Ia pun berharap kebijakan tersebut mendapatkan dukungan dari semua pihak.
“Harapan saya, kita semua bersatu untuk menjaga perekonomian kita. Kita bersatu,” katanya, Rabu (12/6) sore. Ia pun meminta dan mengajak agar para elit politik untuk menomorduakan poltik praktis ataupun kepentingan menjelang pemilu 2014.
Menurutnya, kalau politik praktis yang muncul duluan, seharusnya ia tidak akan mengambil resiko untuk menaikan harga BBM. Dia menjelaskan, pemikiran dan kepentingan politik praktis seharusnya ditinggalkan terlebih dulu, sebab ada persoalan yang lebih penting dan harus dilakukan.
“Kalau saya mengedepankan politik saya sendiri, dikala kita memasuki masa politik saat ini, tentu tidak mungkin saya menaikan harga BBM. Tetapi resiko politik itu saya ambil. Karena kalau kita biarkan, ekonomi kita memburuk,” katanya.
Tak hanya itu, SBY juga beranggapan kebijakan menaikan harga BBM harus segera diambil sebelum terlalu membebani pemerintahan berikutnya. Karena itu, ia mengharapkan agar pembahasan APBN-P di DPR bisa segera selesai dalam beberapa hari ke depan.
“Saya sungguh berharap DPR dan pemerintah dalam 1-2 hari ini bisa menghasilkan kesepakatan-kesepakatan untuk disetujuinya RAPBN-P menjadi APBP yang definitive,” katanya.
Ia mengaku terus mengkuti dan berkomunikasi dengan semua menteri dan Gubernur Bank Indonesia. Ia pun tahu jika sudah 80 persen dari APBN-P sudah disetujui, termasuk terakit dengan bantuan sosial.
Meskipun masih ada beberapa poin yang belum tuntas, ia mengharapkan bisa diselesaikan dengan baik. “Kalau ini sudah disahkan maka saya harapkan untuk dijalankan dengan baik, dengan sungguh-sungguh agar dijalankan dengan seksama, agar menjalankan APBN kita semuanya bisa dicapai,” katanya.