REPUBLIKA.CO.ID, ENNISKILLEN -- Presiden Rusia Vladimir Putin, Selasa (18/6), mengatakan bahwa pihaknya tetap mengirimkan senjata baru kepada pasukan Bashar Al Assad. Dia juga memperingatkan Barat karena mempersenjatai pihak oposisi Suriah.
"Jika kita menutup kontrak-kontrak tersebut, maka kita akan memberikannya," katanya kepada wartawan setelah pertemuan puncak G8 di Irlandia Utara. "Kami memasok senjata kepada pemerintah yang sah sesuai dengan kontrak resmi," kata Putin setelah para pemimpin G8, seperti dilansir dari AFP, Rabu (19/6).
Dia juga menyerukan pembicaraan damai mengenai konflik Suriah secepat mungkin. Mengacu pada kesan-kesan Barat mempersenjatai Oposisi Suriah, Putin mengatakan, "Kami mengimbau semua mitra kami untuk sekali lagi berpikir secara menyeluruh sebelum mengambil langkah yang sangat berbahaya ini."
Dia juga menolak pernyataan AS dan Eropa bahwa rezim Suriah telah menggunakan senjata kimia. "Kami tidak memiliki fakta-fakta yang menunjuk ke penggunaan senjata tersebut oleh pemerintah Suriah," kata Putin. "Saya yakinkan Anda bahwa, sejauh ini, tidak semua anggota G8 percaya bahwa (senjata kimia) telah digunakan oleh tentara Suriah. Beberapa setuju dengan pendapat kami bahwa tidak ada data seperti itu."
Meski mendapat tekanan dari para pemimpin G8 lainnya agar tidak memberikan dukungan ke rezim di Suriah, Putin membantah bahwa ia merasa terisolasi di KTT. "Tentu saja, itu tidak begitu. Itu adalah diskusi bersama. Bukan kali itu terjadi bahwa Rusia ditinggalkan sendirian dalam membela pendekatannya untuk pemecahan masalah Suriah."