REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Penyaluran bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) di Kota Semarang, Sabtu (22/6), mulai digulirkan untuk 1.091 rumah tangga sasaran (RTS), yang tersebar di tujuh kelurahan.
Penyaluran perdana ini, masing- masing diperuntukkan bagi RTS di kelurahan Pekunden, Karang Kidul, Jagalan, Brumbungan, Miroto, Purwodinatan, dan Kelurahan Bangunharjo, di Kecamatan Semarang Tengah.
Selama pelaksanaan penyaluran yang dilakukan di kantor Pos Besar Kota Semarang ini, tercatat dua orang penerima manfaat mengembalikan uang bantuan pemerintah untuk kompensasi kenaikan harga BBM bersubsidi ini.
Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Langgeng Sulistyono yang memantau langsung pembagian BLSM ini membenarkan adanya pengembalian tersebut.
“Pada saat masuk data kartu perlindungan sosial (KPS), yang bersangkutan masih menjadi pegawai honorer. Kini setelah pembagian BLSM sudah tercatat sebagai PNS,” ujar langgeng kepada wartawan.
Langgeng menilai pelaksanaan pembagian BLSM hari pertama di Kota Semarang secara umum berjalan cukup lancar dan tertib. Meski begitu, iapun tetap berpesan agar pemerintah daerah setempat dan unsur terkait tetap menjamin kelancaran pembagian BLSM ini.
Ia pun ‘mewanti- wanti' kepada pejabat pemerintah yang hingga jajarannya untuk bertanggung jawab atas kelancaran penyaluran BLSM kali ini karena mereka sudah digaji negara untuk bekerja dengan penuh tanggung jawab.
Terpisah, Kepala Kantor Pos Besar Kota Semarang, Tedi Permana yang ditemui terpisah mengatakan BLSM tahap awal disalurkan kepada 1.091 RTS, yang ada di tujuh kelurahan di wilayah Kecamatan Semarang Tengah. Total penerima BLSM di Kota Semarang sebanyak 42.477 RTS yang tersebar di 16 kecamatan. Setelah Sabtu mulai dibagikan, BLSM secara bertahap akan disalurkan kepad penerima hak pada Senin (24/6).
“Masyarakat yang berhak menerima diminta membawa syarat penerimaannya yakni kartu tanda penduduk (KTP) serta kartu perlindungan sosial (KPS) yang sebelumnya telah dibagikan oleh oleh masing- masing kelurahan,” tambahnya.
Sementara itu, tanggapan masyarakat penerima bantuan pemerintah ini cukup beragam. Suyati (65) warga Bangunharjo mengaku senang menjadi penerima hak BLSM ini. Namun ia mengaku tetap cemas dengan kenaikan harga berbagai barang kebutuhan utama masyarakat. “Jangankan dengar terima BLSM, ada rapelan pensiun saja harga di tengah masyarakat juga bergejolak,” ungkapnya.
Sementara Marsudi (73), warga jagalan berharap bantuan ini memang membantu, namun hanya sebagian kecil dari kebutuhan hidupnya. “Sekarang saya terima Rp 300 ribu, besok (hari ini, red) harus bayar utang Rp 200 ribu,” jelasnya.