REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sebanyak 210 pekerja anak usia di bawah 15 tahun asal Kabupaten Sukabumi berhasil diselamatkan Pemerintah Kabupaten Sukabumi. Mereka sebelumnya bekerja di berbagai bidang sehingga tidak melanjutkan pendidikan di sekolah formal.
Informasi yang dihimpun dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Sukabumi menyebutkan, mayoritas pekerja anak tersebut putus sekolah saat belajar di tingkat sekolah dasar (SD) yakni sebanyak 122 orang.
Sementara sisanya sebanyak 88 orang pada tingkatan sekolah menengah pertama (SMP).‘’Ratusan pekerja anak ini akan dibina agar mau melanjutkan pendidikannya,’’ ujar Kepala Disnakertrans Kabupaten Sukabumi, Aam Ammar Halim, kepada wartawan, Rabu (26/6).
Saat ini ratusan anak ini telah menjalani program penghapusan pekerja anak (PPA) dalam rangka pembinaan keluarga harapan (PKH) yang dibiayai oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans).
Ammar mengatakan, para pekerja anak tersebut sebelumnya berhenti sekolah dan terpaksa bekerja untuk membantu perekonomian keluarga. Rata-rata mereka bekerja di home industry seperti anyaman bambu dan manisan buah-buahan, buruh tani, pembantu rumah tangga (PRT).
Mereka juga menjadi tukang mencari rumput untuk pakan hewan ternak. Bahkan, ada yang bekerja di sebuah restoran besar di Jakarta. Padahal, kata Ammar, mereka seharusnya mendapatkan haknya sebagai anak-anak.
Di antaranya hak untuk mendapatkan pendidikan dan bermain dengan teman sebayanya.Menurut Ammar, ratusan pekerja anak yang diselamatkan ini telah menjalani pelatihan dan pembinaan sejak 27 Mei hingga 25 Juni lalu.
Mereka dibina selama satu bulan penuh di tujuh shelter atau tempat pelatihan yang tersebar di lima kecamatan yakni Cicurug, Cibadak, Cisaat, Kadudampit, dan Kebonpedes. Lima kecamatan tersebut merupakan kantong pekerja anak terbanyak di Sukabumi.
Diakui Ammar, jumlah pekerja anak yang belum diselamatkan jumlahnya masih banyak. Sehingga ke depan, pemkab akan berupaya menambah jumlah pekeja anak yang akan diselamatkan serta diberi pembinaan dan pelatihan.
Bupati Sukabumi Sukmawijaya menambahkan, para pekerja anak ini akan diarahkan untuk melanjutkan pendidikan ke sekolah formal baik SD maupun SMP yang dikelola Dinas Pendidikan (Disdik) serta pendidikan pesantren di bawah Kementerian Agama (Kemenag).
‘’Sejatinya, anak-anak ini luar biasa dibandingkan yang lain,’’ terang Sukmawijaya. Pasalnya, di usia yang masih muda sudah mempunyai keinginan untuk mandiri dan mempunyai rasa tanggungjawab yang tinggi.