REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dunia perbankan dan usaha menyambut baik peluncuran Standar Internasional Praktik Perbankan (ISBP) oleh Kamar Dagang Internasioal (ICC). ISBP versi terbaru ini ditujukan untuk memberikan pemahaman dan pedoman yg lebih baik bagi pelaku ekspor dan impor indonesia dalam transaksi perdagangan internasional, khususnya dalam penggunaan Letter of Credit (LC).
Sekjen Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional (Perbanas), Anika Faisal, mengatakan LC belum mendapat perhatian khusus. "Trade finance baik dari asosiasi perbankan maupun asosiasi bankir belum mengarah kesana. Ini menjadi tantangan yang harus diperjuangkan," ujar Anika dalam peluncuran ISBP 2013, Rabu (26/6).
Anika mengatakan hingga Mei 2013, jumlah tenaga ahli LC hanya 100 orang, sedangkan Cina dan India memiliki masing-masing 7.000 dan 2.000. Di dalam ISBP terdapat cara membuat LC. ISBP terbaru juga tersedia dalam Bahasa Indonesia. "Kalau kita tak bisa LC, akhirnya banyak hambatan dalam proses kelancaran perdagangan ke luar negeri," ujar dia.
Buku pedoman tersebut adalah insentif yang baik dan merupakan langkah awal untuk mengembangkan tenaga ahli di trade finance. Perbankan pun harus berbenah diri dengan mempersiapkan SDM, terlebih lagi menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.
Direktur Danamon sekaligus Chairman Banking Technique and Practice Commission, Heri Hykmanto, mengatakan kunci keberhasilan di perdagangan internasional adalah mengerti peraturaan internasional. "Banyak hal-hal yang selama ini masih jadi kendala, misalnya pemahaman satu standar. Aturan baru ini memperjelas," ujar Heri.
Head of Trade Product Management Danamon, Margaret Tjahjono, menambahkan dengan adanya ISBP, Danamon dapat membantu nasabah. "Setiap tahun selalu bertambah. Sertifikat diperbarui setiap tiga tahun," ujar Margaret.
Sementara Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia berharap ISBP bisa memberikan kemudahan bagi dunia usaha untuk memahami lebih mudah acuan internasional dalam melakukan transaksi bisnis. Ketua Umum Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulisto mengatakan hadirnya ISBP merupakan respons positif dunia internasional terhadap berbagai dinamika ekonomi dan moneter yang terjadi di berbagai negara dalam beberapa tahun belakangan ini.
“Di lain pihak, dunia usaha nasional juga berharap banyak terhadap respons positif sektor perbankan terhadap kondisi ekonomi yang tidak terlalu cerah akhir-akhir ini yang dikhawatirkan masih berlangsung hingga waktu mendatang,” kata Suryo.