REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Max Sopacua mengatakan rapat kordinasi nasional (Rakornas) Partai Demokrat pada Sabtu (29/6) mendatang tidak akan membahas posisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di koalisi.
Menurut dia, agenda utama Rakornas adalah membahas dampak kenaikan BBM bagi citra partai. "Rakornas bukan forum untuk membahas koalisi," kata Max ketika dihubungi Republika, Kamis (27/6).
Max menyatakan Demokrat menyadari kebijakan menaikan BBM bukanlah kebijakan yang populis. Dalam Rakornas nanti SBY akan memberi pengarahan kepada seluruh caleg DPR, DPRD kabupaten/ kota Demokrat tentang cara menyosialisasikan kenaikan harga BBM. "Akan ada strategi pemenangan dan pembekalan khusus," ujarnya.
Berbeda dengan Max, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Andi Nurpati mengatakan tidak menutup kemungkinan Rakornas Partai Demokrat juga akan membicarakan posisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di koalisi.
Andi mengatakan biasanya SBY akan membuka dialog terbuka dengan para kader. "Tapi kemungkinannya kecil karena forumnya terlalu luas," katanya.
Andi mengatakan persoalan lain yang juga akan dibicarakan dalam Rakornas nanti adalah soal elektabilitas survey Demokrat. Hal ini menyangkut citra Partai Demokrat yang merosot karena persoalan korupsi.
SBY menurut Andi berharap persoalan korupsi kader Demokrat tidak berimbas terhadap pemilih Demokrat. "Menyikapi survey-survey Demokrat yang turun disebabkan oknum yang korupsi," ujarnya.
Ketua DPP Partai Demokrat, Achsanul Qosasih memperkirakan SBY akan memintai pendapat para kader Demokart daerah soal nasib PKS di koalisi dalam rakornas. "Pak SBY berdiskusi dengan daerah dalam fungsi ketua umum," katanya.
Di Rakornas Demokrat, ia melanjutkan, SBY akan meminta masukan dari para pengurus DPC di seluruh Indonesia soal kondisi partai dan koalisi. Dia menilai apa yang akan dilakukan SBY sebagai sesuatu yang wajar mengingat polemik PKS juga memengaruhi dinamika internal Demokrat. "Menurut saya wajar," ujarnya.
Dalam konteks koalisi, Achsanul mengibaratkan posisi Demokrat sebagai tuan rumah dan PKS sebagai tamu. Hal ini lantaran menurutnya partai-partai yang koalisi yang tergabung di pemerintah sekarang ada karena ajakan dari Demokrat.
"Kami tuan rumah. Pada saat koalisi kami mengundang semua partai untuk bergabung. Kami ingin menjalankan rumah ini dengan benar," kata Achsanul.
Ia menyatakan, Demokrat tidak dalam posisi mengusir PKS dari koalisi. Menurutnya polemik yang terjadi lebih baik disikapi sendiri oleh PKS. Namun sebagai tamu yang baik, Achsanul berharap PKS bisa memahami bahasa tubuh tuan rumah. "Saat posisi tuan rumah body language tidak bagus, kan tamu biasanya tahu sendiri," ujarnya.
Selain membahas soal nasib PKS di koalisi, Rakornas juga akan membahas soal strategi pemenangan Demokrat dan penetapan daftar caleg tetap di pemilu 2014. "Setelah DCT mereka akan berupaya mendapat kepercayaan rakyat agar pemilu dapat kita menangkan kembali," katanya.