REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI-- Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002/ 2003 dan 2007, secara umum pelayanan KB yang bersumber dari pelayanan swasta mengalami peningkatan dari 62,5 persen menjadi 69 persen. Namun angka tersebut tidak terlalu fantastis jika melihat target-target yang dibuat BKKBN.
Sampai 2012 hasil SDKI 2012 menunjukkan banyak sasaran RPJMN bidang KKB 2010-2014 dan sasaran MDGs tahun 2015 diramalkan sulit untuk dicapai. Antara lain Total Fertility Rate (TFR), CPR, unmet need dan ASFR 14-19 tahun.
Peningkatan pelayanan KB di swasta lebih banyak dilakukan di Perawat/ Bidan dari 25,7 persen menjadi 28,8 persen. Angka rerata kelahiran perwanita (TFR) menurut preliminary report SDKI 2012 masih berada pada angka 2,6 persen.
Proses ini menunjukkan TFR sama sekali tidak bergeser dari posisi 2007. Selain itu, CPR metode modern hanya mengalami sedikit peningkatan dari 57,4 persen (SDKI 2007) menjadi 57,9 persen (preliminary report SDKI 2012).
Berpijak dari data itulah, usaha yang dilakukan Jajaran Bidang Keluarga Berencana - Kesehatan Reproduksi (KB-KR) khususnya Direktorat Bina Kesertaan KB Jalur Swasta untuk mengadakan pertemuan 'Seminar Nasional Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan Bidan Praktik Mandiri Dalam Program KB Nasional.'
"Dengan mencermati hasil tersebut maka dirancanglah pertemuan ini untuk dapat lebih meningkatkan akses dan kualitas pelayanan KB di Bidan Praktik Mandiri atau disebut juga Bidan Praktik Swasta dalam Program Keluarga Berencana," jelas Julianto Witjaksono dalam sambutannya di acara Seminar Nasional Peningkatan Akses Dan Kualitas Pelayanan Bidan Praktik Mandiri Dalam Program KB Nasional, Kamis (27/6).
Julianto mengharapkan, dengan adanya komitmen yang kuat dari semua pihak maka semua upaya yang dilakukan untuk mencapai sasaran-sasaran RPJMN bidang KKB 2010-2014 dan sasaran MDGs tahun 2015 dapat tercapai dengan baik.