REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Sedikitnya 3.160 anak berumur kurang dari lima tahun (balita) menderita infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) akibat menghirup asap sisa kebakaran hutan dan lahan yang mencemari udara di Provinsi Riau.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Riau Yohanes di Pekanbaru, Sabtu, mengatakan penderita ISPA dalam 10 hari terakhir meningkat pesat hingga berjumlah 6.321 orang. "Sebanyak 50 persen diantaranya adalah anak balita," kata Yohanes.
ISPA merupakan penyakit infeksi akut yang melibatkan salah satu atau lebih dari organ saluran pernafasan, hidung, sinus, faring dan laring. Yohanes mengatakan jumlah penderita ISPA meningkat sejak tanggal 18 Juni lalu saat asap kebakaran mulai mengakibatkan kondisi udara tidak sehat.
"Itu baru data dalam 10 hari, biasanya dalam satu bulan tidak pernah setinggi ini. Peningkatan penderita dalam sehari rata-rata bisa 20 sampai 50 persen," katanya.
Apabila pencemaran udara akibat asap itu terus terulang, lanjutnya, balita di Riau berpeluang lebih besar terkena kanker paru-paru.
"Menghirup asap dalam waktu yang lama, bisa mengakibatkan kanker paru. Meski begitu, kondisi tiap orang berbeda karena tingkat kekebalannya tidak sama," ujarnya.
Sebelumnya, Badan Lingkungan Hidup Riau juga menyatakan kondisi udara dibeberapa daerah yang terjadi kebakaran turun drastis ke status tidak sehat karena