REPUBLIKA.CO.ID,PEKANBARU--Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan satelit pemantau cuaca dan panas bumi Terra dan Aqua pada Senin pagi mendeteksi tersisa sebanyak empat titik kebakaran lahan di Provinsi Riau.
"Dua titik berada di Kabupaten Siak, satu di Kabupaten Rokan Hulu sertab satu lagi di Kabupaten Rokan Hilir," kata analis BMKG Stasiun Pekanbaru, Warih Budi Lestari kepada Antara di Pekanbaru, Senin.
Juru bicara BNPB Dr. Agus Wibowo kepada Antara di Posko Satgas Penanggulangan Bencana Asap Provinsi Riau, Pekanbaru mengatakan, jumlah titik kebakaran lahan setiap harinya terus mengalami penurunan.
Sebelumnya pada Minggu (30/6), hasil survei dari udara, kata dia, menunjukan masih ada belasan titik api, namun saat ini hanya tinggal empat.
Menurut dia, hal itu menandakan bahwa upaya "water booming" (bom air) dan modifikasi cuaca yang dilakukan selama ini telah berhasil dengan baik.
Ia mengatakan, untuk kegiatan sebelumnya (Minggu 30/6), tindakan "water booming" masih dilakukan dengan menggunakan beberapa halikopter yang tersedia.
Satu helikopter menurut dia, berangkat menuju Perawang, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, pada pukul 09.46 - 14.47 WIB dengan melakukan 25 kali sorti atau pengeboman.
Sementara dua helikopter lainnya, demikian Agus, berangkat mulai pukul 10.30 - 14.46 WIB melakukan "water boombing" sebanyak 44 sorti di Kecamatan tanjung Palas, Kota Dumai.
"Upata bom air ketika itu cukup maksimal dan banyak titik api yang berhasil dipadamkan. Pasukan TNI dan Brimob memastikan hal itu di lapangan melalui darat," katanya.
Agus mengatakan, pihak BNPB akan beralih melakukan operasi pemadan ke sejumlah lokasi lainnya di tanah air khususnya menuju Pulau Kalimantan apabila operasi di Sumatera khususnya di Riau telah dinyatakan maksimal.
"Namun kami masih menunggu perintah. Bisa jadi operasi tuntas pada beberapa hari kedepan. Sementara dua helikopter dan satu pesawat khusus 'water boombing' yang disewa dari Rusia, rencananya akan ikut dalam operasi tersebut," katanya.