REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Afriza Hanifa
Seiring dengan pesatnya perkembangan kaligrafi sejak era Umayyah, gaya tulisan yang dihasilkan pun amat banyak ragamnya. Dengan jumlah yang banyak itu, antargaya khat juga dapat dikolaborasi menjadi gaya baru. Tentu, perlu mempelajarinya secara khusus untuk menguasai semua itu.
Bagi pemula, Khat Naskhi yang biasanya dipelajari pertama kali. Jenis khat ini masih sangat mudah dibaca dan menjadi standar dasar pembelajaran khat. Khat yang muncul sejak abad keempat Hijriyah inilah yang sekarang banyak digunakan pada mushaf Alquran serta menjadi font standar pengetikan huruf arab dalam naskah resmi ataupun publikasi, seperti buku, majalah, dan koran.
Selain Naskhi, beberapa khat lain yang terkenal, yakni Khat Kufi, Diwani, dan Tsuluts. Khat Kufi merupakan yang tertua. Gaya khat ini sangat geometris dengan sudut yang tajam dan teratur. Adapun Khat Diwani, menurut halaman kaligraficenter, berasal dari era Turki Utsmani dengan Ibrahim Munif sebagai pencipta kaidah dasarnya. Jenis khat ini mulai terkenal saat penaklukan Konstantinopel (Istanbul) pada 875 Hijriyah.
"Karakter Diwani dikenal dengan putarannya sehingga tidak satu pun huruf yang tidak mempunyai lengkungan. Goresannya yang lentur dan lembut memudahkan Diwani beradaptasi dengan tulisan apa pun. Hal ini pula yang memudahkan para kaligrafer menulis dengan Diwani," tulis laman web tersebut.
Terdapat tiga jenis bentuk Diwani, yakni Khat Diwani 'Adi, yakni gaya diwani dengan huruf yang berbaris datar dan puncak yang bergelombang. Lalu, Khat Diwani Mutarabit, yang merangkai huruf saling bersilangan dan saling menjalin.
Jenis Diwani kedua ini juga sering kali disebut Khat Diwani Gazlani karena munculnya penulis kaligrafi modern bernama Gazlan Bek asal Mesir yang membuat karya masterpiece dalam bentuk ini. Adapun jenis Diwani yang ketiga, yakni Khat Diwani Jali. Diciptakan di Turki, jenis ini bermain gaya pada syakal dan hiasan tambahan sehingga memenuhi kalimat.
Gaya khat lain yang tak kalah apik, yakni Khat Tsuluts. Nama Tsuluts diambil dari pena berukuran sepertiga (Tsuluts) yang digunakan penulis kaligrafi untuk melukis gaya ini. Jenis khat inilah yang tersulit. Namun, jenis ini pula yang sering kali menjadi hiasan dinding hingga dekorasi bangunan. Harmoni dan keseimbangan menjadi kaidah gaya ini. Tak heran jika hasilnya sangat apik dan indah.
Dalam perkembangannya, Tsuluts pun melahirkan banyak gaya khat lain yang semuanya menarik. Beberapa di antaranya, yakni Khat Tumar yang identik dengan ukurannya yang besar, tapi simpel. Lalu, Khat Tawqi, biasanya ditulis dalam ukuran kecil dan digunakan sebagai tanda tangan, cap, ataupun lambang para sultan pada era Turki Utsmani. Selain itu, terdapat pula Khat Muhaqqaq, Khat Raihani, Khat Riqa' atau Ruqa', Khat Tsulusain, dan Khat Musalsal.