REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Ekuador menemukan mikrofon tersembunyi di dalam gedung kedutaan besarnya di London, tempat pendiri WikiLeaks Julian Assange tinggal. Menurut Menteri Luar Negeri Ekuador, pihaknya akan mengungkapkan siapa pengendali mikrofon tersebut.
Menteri Luar Negeri Ricardo Patino mengatakan, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (3/7), mikrofon tersebut ditemukan di kantor Duta Besar Ekuador untuk Inggris, Ana Alban, saat Patino berkunjung ke kedutaan itu untuk bertemu dengan Assange pada 16 Juni. Assange tinggal dan bekerja di ruang terpisah dalam gedung kedutaan tersebut.
Kementerian Luar Negeri di London menolak berkomentar mengenai tudingan tersebut dan juru bicara Perdana Menteri David Cameron mengatakan ia tidak bisa berkomentar mengenai masalah keamanan. Assange tinggal di dalam kawasan Kedubes Ekuador selama lebih dari setahun untuk menghindari ekstradisi ke Swedia atas tuduhan pelecehan seksual dan perkosaan. Ia menolak semua tuduhan itu.
Ia khawatir jika dikirim ke Swedia, ia akan diekstradisi ke Amerika Serikat dan menghadapi tuntutan pembocoran ribuan dokumen rahasia AS melalui WikiLeaks. "Dengan sangat menyesal kami informasikan bahwa di dalam kedutaan besar kami di London telah ditemukan sebuah mikrofon tersembunyi," kata Patino dalam jumpa pers di Quito pada Selasa (2/7).
Rekaman kemunculannya bisa dilihat di laman resmi Kementerian Luar Negeri Ekuador. "Saya tidak mengumumkan temuan ini saat itu karena kami tidak ingin kunjungan ke London dirusak dengan masalah ini," kata Patino, yang selama kunjungannya ke London bertemu dengan Menlu Inggris William Hague untuk membicarakan masalah Assange.
"Lebih lanjut, kami ingin memastikan darimana asal peralatan penyusupan ini dalam kantor kedutaan kami," katanya. Keputusan Ekuador untuk memberikan perlindungan pada Assange memengaruhi hubungan dengan Inggris. Kemenlu Inggris setelah pertemuan antara Hague dan Patino pada 17 Juni mengatakan tidak ada peningkatan substantif dalam upaya memecahkan kebuntuan hubungan diplomatik kedua negara.