REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Pemimpin baru Mesir yang mengganti Muhammad Mursi, Adly Mansour dinilai hanya sebagai figuran kepala pemerintahan. Ada yang menyebut dia sebagai pria misterius dan hanya sedikit informasi tentangnya.
Setelah lebih dari 20 tahun menjadi wakil kepala kehakiman, Mansour ditunjuk menjadi kepala Mahkamah Konstitusi pekan lalu di hari yang sama ketika demonstrasi besar-besaran terjadi di Mesir.
Mansour berada di posisi di mana dia berperan penting dalam penulisan revolusi Mesir. Namun, dengan pengalamannya dalam politik Mesir, banyak ahli yang mengatakan Mansour hanya sebagai figuran pemimpin.
"Dia..hanya presiden kehormatan. Dia hanya seorang karyawan," kata pengacara dan aktivis hak asasi manusia, Negad El Borai seperti dikutip The New York Times, Kamis (4/7).
Menurutnya, Mansour hanya dipanggil dan menjawab permintaan untuk jadi presiden. Dia menambahkan militer Mesir akan menjadi wasit dalam kekuasaan di periode mendatang.
Menurut peta jalan yang militer umumkan pada Rabu (3/7) Mansour kini berwenang membuat dekalarasi konstitusional, membentuk pemerintahan teknokrat sementara, dan menciptakan sebuah komite untuk merevisi konstitusi.
"Dia adalah seseorang yang datang dari sebuah badan yang bekerja kolegial," ujar profesor ilmu politik Universitas George Washington, Nathan J.Brown.
Brown yang mempelajari peradilan Mesir pernah bertemu Mansour pada beberapa kesempatan. Karena keputusan pengadilan yang dikeluarkan atas nama seluruh pengadilan, sulit untuk mengidentifikasi posisi masing-masing hakim.
Akibatnya, sedikit yang diketahui tentang kecenderungan politik Mansour. Menurut Brown, sebagai hakim Mansour memiliki kecenderungan untuk berdamai dan tidak konfronsional.