REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Anak Bandung menciptakan miniatur kereta gantung impian menuju daerah Tangkuban Perahu yang dipamerkan dalam pameran "Proyeksi Bandung 2035" di Selasar Sunaryo mulai tanggal 7-21 Juli 2013.
"Keinginan dan mimpi anaknya macam-macam. Salatunya ada yang ingin membuat kereta gantung menuju Gunung Tangkuban Perahu," kata Direktur Kreatif Sahabat Kota, Aulia Amanda Santoso di Dago Bandung, Senin.
Menurutnya, sebelum membuat miniatur Bandung yang anak-anak inginkan dan mempresentasikannya, mereka berkeliling ke sudut-sudut kota Bandung dan mempelajari berbagai permasalahan yang ada dan mengikuti kegiatan workshop.
"Sebelumnya kita berjelajah dulu mengelilingi sudut-sudut Kota Bandung selama tiga hari, supaya mereka paham dan mengerti ada permasalahan apa di Bandung saat ini," katanya.
Dalam pameran tersebut berbagai kegiatan yang dilakukan anak selama mengikuti kegiatan Riung Gunung Mari Reka Kota tersebut, turut dipamerkan juga.
Seperti catatan misi, keinginan, puisi, dokumentasi foto dan video, serta maket Kota Bandung impian.
"Anak dituntut untuk menyelesaikan misi yang kita berikan. Lalu mereka akan mencatat apa aja yang sudah terlaksana dan mimpi apa yang mereka inginkan dalam Kota tersebut," katanya.
Anak-anak merancang kota impiannya dengan berbagai keinginan untuk memperbaiki Kota Bandung. Seperti membuat stasiun kereta gantung, pembuatan mobil elektrik yang tidak menimbulkan polusi, memperhatikan bendungan dan sungai-sungai, pembuatan puskesmas di desa-desa, dan lain sebagainya.
"Mereka bebas merancang kota impian yang diinginkannya dan semoga akan terwujud saat mereka menjadi pemimpin di Kota Bandung ini," kata Aulia.
Pameran yang dibuka mulai tanggal tujuh Juli tersebut merupakan puncak dari kegiatan yang dilaksanakan mulai dari tanggal dua sampai tujuh Juli.
"Anak-anak diajak untuk mempresentasikan dan memamerkan proses mereka selama eksplorasi kota dan karya miniatur Kota Bandung ideal," katanya.
Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh Sahabat Kota bekerjasama dengan dan Selasar Sunaryo Art Space dan BCCF (Bandung Creative City Forum).
Aulia berharap kegiatan tersebut menjadi sebuah bentuk empati anak-anak untuk peduli terhadap kota Bandung.
"Anak-anak akan menjadi pemimpin di masa yang akan datang. Dan sudah saatnya mereka mulai memiliki rasa empati sejak dini," katanya.
Ia menambahkan dengan kegiatan simulasi dan aspirasi tersebut dapat menginspirasi demi meningkatkan kepedulian warga untuk merasa ikut bertanggungjawab menentukan kebijakan dan berdaya atas kotanya.