Rabu 10 Jul 2013 09:35 WIB

Karena Takut, Israel Minta AS Tetap Kirim Bantuan ke Mesir

Rep: Nur Aini/ Red: Mansyur Faqih
Aksi unjuk rasa para pendukung Presiden Muhammad Mursi di Nasser City, Kairo, Mesir, Kamis (4/7).    (AP/Hassan Ammar)
Aksi unjuk rasa para pendukung Presiden Muhammad Mursi di Nasser City, Kairo, Mesir, Kamis (4/7). (AP/Hassan Ammar)

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Israel menilai, Washington seharusnya tidak membekukan bantuan tahunan sebesar 1,3 miliar dolar AS ke Kairo setelah penggulingan Muhammad Mursi dari kursi presiden oleh militer. Di bawah undang-undang As, semua bantuan militer dan ekonomi akan dibekukan bagi semua negara yang pemerintahannya digulingkan militer. Meskipun, Washington belum mempertimbangkan penggulingan Mursi sebagai sebuah kudeta.

Berdasarkan sumber dari pejabat senior AS yang dikutip Haaretz, pemimpin politik Israel telah membuat sejumlah panggilan telepon ke Washington. Mereka memperingatkan pembekuan bantuan dapat berdampak pada keamanan Israel. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menelpon Menteri Luar Negeri AS, John Kerry. Menteri Pertahanan Israel Moshe Yaalon berbicara dengan kepala Pentagon, Chuck Hagel dan penasehat keamanan nasional Israel, Yaakov Amidror berkonsultasi dengan penasehat keamanan AS, Susan Rice. 

"Israel memperingatkan pemotongan bantuan militer ke Mesir akan berdampak negatif bagi keamanan Israel. Terutama mengingat kemungkinan memburuknya keamanan di Sinai. Mereka juga memperingatkan penghentian bantuan dapat merusak perjanjian damai Israel dengan Mesir," tulis surat kabar tersebut dilansir Al-Arabiya.

Bantuan AS ke Mesir terus berlangsung sejak 1979 karena adanya perjanjian damai dengan Israel. Karena itu, Israel khwatir kebijakan AS dapat melemahkan komitmen tentara Mesir pada perjanjian internasional.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement