Kamis 11 Jul 2013 21:52 WIB

Aparat Perketat Pengamanan Lapas Tanjung Gusta

Rep: Maman Sudiaman/ Red: Karta Raharja Ucu
Wamenkum HAM Denny Indrayana, memberikan keterangan pers terkait penyerbuan Lapas Sleman di Jakarta, Sabtu (23/3). (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Wamenkum HAM Denny Indrayana, memberikan keterangan pers terkait penyerbuan Lapas Sleman di Jakarta, Sabtu (23/3). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim keamanan dari kepolisian serta petugas sipir masih melakukan penjagaan ketat terkait kaburnya ratusan narapidana (napi) di Lapas Klas I Tanjung Gusta, Medan, Sumatra Utara, jelang berbuka puasa, Kamis (11/7) pukul 18.00 WIB.

Penjagaan juga dilakukan sekaligus untuk memadamkan api  menyusul aksi pembakaran para napi di lapas tersebut. “Kita amankan dulu lokasi kejadian dan menjaga napi yang masih ada di dalam,” ujar Wamenkum Denny Indrayana dalam wawancara dengan salah satu stasiun televisi.

Ia menyatakan, penyebab kaburnya ratusan napi itu dipicu padamnya aliran listrik di lapas tersebut. Buntut padamnya aliran listrik menyebabkan saluran air tak berfungsi dengan baik. "Para napi tak terima kondisi ini," ujarnya.

Disebutkan, jumlah napi yang ada di Lapas Tanjung Gusta Medan sebanyak 2.000 orang lebih, padahal kapasitas hanya 1.054 orang. Dari jumlah tersebut, enam orang di antaranya merupakan tahanan.

Kondisi over kapasitas ini bukan hanya terjadi di Medan saja, mealinkan pula di beberapa lapas lainnya di beberapa kota di Tanah Air. "Jadi ini bukan tipikal Medan saja, melainkan kota lainnya," tegasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement