REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Mati listrik dan krisis air bersih telah memicu kerusuhan besar yang membakar Lembaga Pemasyarakatan Klas I Tanjung Gusta, Medan, Sumatra Utara, Kamis (11/7). Namun, kasus mati listrik ternyata juga sudah lama menjadi masalah akut yang membuat geram warga Kota Medan.
Bagi kota terbesar ketiga di Indoesia dengan jumlah pendudukan sekitar 5 juta jiwa ini, pemadaman listrik sudah langganan. "Wah, kalau Medan sangat sering mati lampu," kata Fadhil Santoso, seorang wirausahawan setempat kepada Republika, Jumat (12/7).
Seingat dia, sejak pindah ke Medan pada 2011, mati lampu tak kenal waktu. Bahkan menurut informasi kerabatnya di Medan, kondisi itu sudah berlangsung jauh sebelumnya.
"Di sini mati lampu bisa setiap hari atau minimal seminggu sekali dengan durasi sangat lama. Paling parah kalau matinya malam hari," kata Fadhil.
Sehari sebelum anaknya yang ke-3 meninggal pada 17 Mei lalu, menurut dia, kawasan rumahnya di Marendal-Amplas (Medan) mati lampu hampi 20 jam. Sehari kemudian, istrik pun baru hidup pukul 18.00 setelah sehari- semalam mati. Dia tidak tahu pasti penyebab listrik di Medan mati.