Selasa 16 Jul 2013 19:51 WIB

Menteri Perdagangan Australia ke Papua Nugini

Red:
Menteri Perdagangan Australia Richard Marles
Menteri Perdagangan Australia Richard Marles

CANBERRA -- Menteri Perdagangan Australia, Richard Marles mengatakan pertumbuhan ekonomi Papua Nugini akan mendapat manfaat besar dari investasi swasta.

Richard Marles saat ini tengah berada di Port Moresby untuk berbicara dengan otoritas pemerintah dan pebisnis untuk mendorong perdagangan antara Papua Nugini dan Australia.

Kepada Radio Australia Richard Marles menjelaskan peningkatan kerjasama perdagangan bilateral dan investasi akan mengungtungkan kedua negara, sejumlah hasil sudah mulai bisa dirasakan dampaknya.

“Saya belum pernah  kesini dalam 8 bulan terakhir, tapi dalam periode yang singkat ini kita bisa langsung melihat perbedaannya dalam hal pembangunan di sekitar kota, pembangunan pusat pusat perbelanjaan dan infrastruktur terutama jalan.

Marles mengatakan proyek gas LNG senilai $19 milyar di Papua Nugini merupakan contoh  yang bagus bagaimana hubungan bilateral dapat meningkatkan perekonomian kedua negara.

"Ini adalah proyek senilai 3 milyar dolar Aus yang pantas dimenangkan oleh perusahaan Australia,"katanya.

Richard mengatakan membangun ketahanan dana cadangan penting untuk  memastikan PNG menerima dividen sosial dari proyek tersebut.

“Papua Nugini sudah memiliki proyek-proyek sumber daya di masa lalu, masalahnya keuntungan keuntungan dari proyek itu belum didistribusikan secara luas bagi penduduk PNG,” katanya.

Marles mengatakan pembicaraannya dengan delegasi pemerintah PNG difokuskan pada sejumlah isu yang  lebih luas mengenai pendirian blok ekonomi Pasifik.

"Kita akan membahas mengenai negosiasi PACER Plus yang sedang berlangsung di kawasan dan menawarkan kesempatan untuk mewujudkannya, katanya.

"Jika  kita bisa mencapai negosiasi itu, masyarakat ekonomi di seluruh Pasifik dimana Australia dan Papua Nugini termasuk didalamnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement