Rabu 17 Jul 2013 21:38 WIB

Survei PDB: Jika Jokowi Tak Nyapres, Prabowo Jadi Presiden

Rep: Ira Sasmita/ Red: Karta Raharja Ucu
Prabowo Subianto (left) and Joko Widodo
Foto: Antara/M Agung Rajasa/Audy Alwi
Prabowo Subianto (left) and Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski elektabilitas Joko Widodo selalu teratas pada setiap jajak pendapat, kepastian pengusungannya sebagai capres masih belum ada hingga kini.

Jajak pendapat yang dilakukan Pusat Data Bersatu (PDB) menunjukkan bila Jokowi tidak mendapatkan tiket untuk maju pada pilpres nanti, maka Prabowo Subianto yang akan menjadi presiden.

Chairman PDB, Didik J Rachbini mengatakan, elektabilitas Jokowi dan Prabowo memang selalu berkejaran. Meski elektabilitas Jokowi terus meningkat, Prabowo juga memiliki pemilih setia. "Kalau Jokowi tak dapat tiket, perpindahan suara Jokowi paling banyak ke Prabowo," kata Didik saat memaparkan hasil survei di Hotel Sahid, Jakarta, Rabu (17/7).

Dari survei yang dilakukan sejak 11 Juni sampai 18 Juni 2013 terhadap 1.200 responden, elektabilitas Jokowi mencapai 29.57 persen. Bila ia tak diusung menjadi capres, maka akan terjadi perpindahan suara. Sebanyak 5,7 persen responden memilih mengalihkan suaranya pada Prabowo. Diikuti 3.42 persen responden yang memili Megawati. Kemudian, 2.31 persen suara untuk Aburizal Bakrie.

Didik menilai, pencapresan Jokowi memang akan menjadi dilema besar bagi PDI Perjuangan. Meski survei menunjukkan, kekuatan Jokowi terbesar bukan berasal dari PDI Perjuangan. Dari angka 29.57 persen elektabilitas Jokowi, ia hanya dipilih oleh 5,6 persen warga PDI-P. Sedangkan sisanya, Jokowi dipilih kader non-PDI Perjuangan dan swing voters.

Namun, saat PDB melakukan survei mengenai pertarungan Jokowi dan Megawati di kandang banteng. Kekuatan keduanya cukup berimbang. Sebanyak 5,6 persen suara internal diberikan untuk Jokowi. Sedangkan Megawati mendapatkan suara enam persen. "Di internal suara Mega dan Jokowi relatif seimbang. Membingungkan bagi PDI-P, mau pilih suara partai atau suara rakyat," jelasnya.

Survei dilakukan PDB sejak 11 Juni sampai 18 Juni 2013. Dengan menggunakan kuosioner terstruktur dan wawancara tatap muka terhadap 1.200 responden di 30 provinsi. Responden berusi minimum 17 tahun. Penelitian memiliki margin of error 2.8 persen. Dengan penarikan sampel bertingkat mencakup 10 responden di setiap kecamatan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement