REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertemuan antara Joko Widodo (Jokowi) dan Hatta Rajasa beberapa pekan lalu dibenarkan oleh Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional, Dradjad Wibowo. Tetapi dipastikan, pertemuan itu belum membahas duet pencapresan keduanya.
Dradjad mengungkapkan, pertemuan berjalan santai di kediaman Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat. Megawati, meski mengetahui pertemuan tersebut, tidak mengikuti tidak mengikuti jalan pertemuan hingga usai. Pertemuan lebih banyak dilakukan dengan pembicaraan panjang antara Jokowi dan Hatta. "Mereka bahas banyak hal, tapi bukan tentang pencapresan," kata Dradjad saat dihubungi ROL, Ahad (21/7).
Sebagai Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta dan Jokowi membahas tentang rencaan pembangunan perekonomian Jakarta. Jokowi yang baru beberapa bulan menjabat sebagai gubernur DKI bercerita tentang tahapan awal pembangunan monorail kepada Hatta. "Tapi karena dua-duanya sama-sama tokoh politik, pembicaraan itu juga membahas kondisi politik terkini. Termasuk tentang pemilu," ujar Dradjad.
Meski belum membahas pencapresan, DPP PAN, lanjut Dradjad, tidak menutup kemungkinan bila duet antara dua tokoh itu memang direalisasikan. Figur Jokowi tak bisa dipungkiri memiliki kekuatan yang laik diperhitungkan dalam bursa pencapresan.
Hampir semua lembaga survei menempatkan Jokowi sebagai capres dengan elektabilitas tertinggi. PAN sendiri, sesuai dengan keputusan Rakernas 2011 telah menetapkan Hatta Rajasa sebagai calon presiden 2014. Dan untuk mewujudkan hasil rakernas itu, PAN akan mengerahkan usaha paling maksimal.
Namun, untuk memutuskan duet dengan Jokowi, PAN harus berhadapan dengan keputusan PDI Perjuangan. Dradjad mengatakan, PDI-P belum menetapkan siapa yang akan diusung sebagai capres. Keputusan terakhir berada di tangan Megawati. "Kami belum mencoret nama Bu Mega, karena Bu Mega masih ketum PDI-P. Dan beliau masih sangat memungkinkan diusung dalam pencapresan," ucap Dradjad.
Karena itu, sembari menunggu kepastian koalisi dengan partai lain, menurut Dradjad PAN terus berkosentrasi dalam menghadapi pemilu legislatif. Meski diakuinnya, apa pun hasil pileg, koalisi adalah keniscayaan. Sebagai parpol, PAN terus menjajaki kemungkinan koalisi dengan siapa saja. Tidak hanya Jokowi atau PDI-P. "Kami sudah komunikasi dengan Prabowo, dengan Aburizal Bakrie juga. Dan yang tak boleh dilupakan, Bang Hatta Rajasa dekat dengan Demokrat juga," ujarnya.