REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU---Tingginya permintaan keranjang rotan untuk parsel Lebaran membuat omzet perajin rotan di Kota Pekanbaru, Riau, naik dua kali lipat hingga mencapai Rp 30 juta. "Saat bulan puasa ini omzet dari keranjang rotan saja bisa bertambah dua kali lipat, biasanya bisa mencapai Rp 30 juta sebulan," kata Sugianto, seorang perajin di sentra rotan Jalan Yos Sudarso, Pekanbaru.
Meningkatnya omzet perajin rotan dipicu melonjaknya permintaan untuk keranjang parsel Lebaran, bahkan sebelum memasuki bulan Ramadan. Hingga kini ia telah membuat lebih dari 2.000 keranjang rotan untuk parsel. "Permintaan jauh meningkat dari biasanya paling banyak 100 keranjang dalam sebulan," ujarnya.
Ia mengatakan, harga keranjang bervariasi tergantung ukuran dan model anyaman. Sebuah keranjang rotan dibanderol Rp 80 ribu untuk model paling sederhana dan termahal Rp 300 ribu rupiah. Sedangkan, yang berbentuk rak parsel harganya berkisar Rp1 5 ribu hingga Rp 30 ribu per unit. "Karena banyak permintaan, saya harus menambah jumlah pekerja jadi 20 orang. Kalau tidak begitu, tidak akan terkejar pesanannya karena permintaan masih akan berdatangan," katanya.
Sekretaris Koperasi Rotan Jaya, Zainal, mengatakan produksi kerajinan rotan Pekanbaru memasok hampir seluruh permintaan di Provinsi Riau hingga Kota Batam. Permintaan keranjang rotan datang dari pelaku usaha hingga perkantoran. "Sampai malam takbiran biasanya masih saja ada pembeli keranjang parsel," katanya.
Ia mengaku bersyukur permintaan keranjang parcel masih tinggi meski ada larangan memberi parsel Lebaran untuk pejabat yang ditetapkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). "Ada sih pengaruhnya, tapi tidak terlalu banyak. Siapa yang bisa melarang kalau yang memberi parsel adalah dari atas ke bawahan," ujarnya.