REPUBLIKA.CO.ID, 23 Juli, tepatnya 47 tahun lalu, dalam ajang Piala Dunia 1966, Argentina bertemu tuan rumah, Inggris, di fase perempat final. Pertandingan ini nantinya akan ditandai sebagai awal rivalitas sengit dua tim tersebut.
Sebenarnya, sebelum pertemuan ini, kedua tim pernah berhadapan sebanyak lima kali, dengan rekor dua kemenangan mampu dikemas oleh Argentina maupun Inggris. Sementara satu partai tidak dapat dilakoni lantaran mengalami kendala cuaca. Namun, dalam laga yang digelar di Stadion Wembley itulah rivalitas Argentina-Inggris benar-benar dimulai.
Kontroversi pertama di laga itu muncul pada menit ke-35. Salah satu pemain Argentina, Antonio Rattin, menerima kartu merah dengan alasan yang tidak jelas. Salah satu media Argentina menyebut Rattin berusaha mendebat keputusan wasit asal Jerman, Rudolf Kreitlein.
Sejak diusirnya Rattin tersebut, laga pun berjalan keras. Tiga orang pemain Argentina menerima kartu kuning. Bahkan pelatih Inggris, Alf Ramsey, menginstruksikan para pemainnya untuk tidak bertukar seragam di akhir laga. Inilah awal mula perseteruan sengit antara kedua negara tersebut.
Rivalitas kedua negara itu berlanjut di putaran final Piala Dunia 1986. Lewat gol ''tangan tuhan'' bintang Argentina, Diego Maradona, Inggris mesti mengakui kekalahannya dari Argentina. Partai itu pun diwarnai sentimen politik atas meletusnya ketegangan di Pulau Malvinas.
Tidak hanya itu, di Piala Dunia 1998, kedua tim pun sempat bertemu. Sebuah kartu merah melayang untuk David Beckham lantaran melakukan pelanggaran terhadap Diego Simeone. Inggris pun kalah dalam laga tersebut.