REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik dari LIPI, Siti Zuhro berpendapat, Partai Golkar saat ini masih punya waktu untuk mengevaluasi pencapresan Aburizal Bakrie alias Ical, mengingat elektabilitasnya tak kunjung naik.
"Kalau keputusan pencapresan Ical dianggap final, berarti Golkar harus siap untuk gigit jari di Pilpres 2014 mendatang," katanya di Jakarta, Rabu (24/7).
Siti mengatakan, berdasarkan survei, respon masyarakat cenderung tak mendukung Ical nyapres. Menurutnya, Golkar semestinya belajar dari Pemilu 2009, di mana partai berlambang pohon beringin itu kalah telak, baik di pileg maupun pilpres. Jika Golkar ngeyel mengusung Ical menjadi capres, Siti memprediksi Golkar bakal menderita kekalahan serupa pada Pemilu 2014 mendatang.
Upaya Golkar menyandingkan Ical dengan Mahfud MD atau Joko Widodo alias Jokowi, Siti berpendapat cara itu tak bakal mendongkrak elektabilitas Ical. Apalagi elektabilitas kompetitor Ical, seperti Prabowo Subianto, Jusuf Kalla, Megawati Soekarnoputri, hingga Dahlan Iskan punya elektabilitas lumayan tinggi.
Intinya, kata Siti, jika menggunakan kalkulasi politik, pencapresan Ical kurang menyakinkan rakyat. Sebab, menurut Siti, untuk menjadi pemimpin diperlukan beberapa syarat, seperti integritas, kapasitas, kompetensi dan kepemimpinan.
Jika calon pemimpin tak memiliki karakter yang mampu meyakinkan rakyat, menjanjikan dalam memimpin, sudah pasti ia bakal kesulitan mendapatkan dukungan rakyat. "Rakyat harus diyakinkan dengan ketiga hal tersebut melalui track record-nya dan bukti-bukti konkritnya," kata Siti mengakhiri.