REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- DPRD Kabupaten Sleman menilai kondisi barak pengungsian untuk warga lereng Gunung Merapi masih belum siap. Anggota Komisi C DPRD Kabupaten Sleman, Huda Tri Yudiana, meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman segera mempersiapkan barak pengungsian.
"Kami melihat di lapangan kondisi barak pengungsian belum siap, terutama MCK. Kamar mandi belum siap, meskipun baru tapi kurang terawat bagus," katanya usai melakukan sidak di beberapa lokasi barak pengungsian, Jumat (26/7).
Selain itu, air di barak pengungsian juga tidak mengalir. Menurutnya, apabila terjadi bencana dan warga harus mengungsi ke barak, barak tersebut belum langsung dapat digunakan. "Kalau mau dipakai masih membutuhkan 2-3 hari untuk perbaikan. Karena itu, saya minta BPBD untuk mempersiapkan barak-barak pengungsian," tambahnya.
Bangunan barak pengungsian memang baru saja diperbaiki, namun gedung tersebut tidak terawat. Huda mengatakan berdasarkan sidak di barak Kepuharjo, kondisinya masih terlihat kotor. Selain itu, jalur evakuasi menuju barak pengungsian dinilai rusak parah. "Terutama di sebelah timurnya Kepuharjo. Jalannya rusak dan hancur sekitar tiga kilometer, warga sudah mengeluh. Di Gading, Glagaharjo juga sekitar dua kilometer," tambahnya.
Truk angkutan pasir yang melewati jalan tersebut menjadi penyebab kondisi jalan rusak. Menurutnya, jalur evakuasi dan jalur pertambangan harus terpisah. Sehingga, truk pengangkut pasir tidak merusak jalur evakuasi warga lereng Merapi. Untuk merawat barak pengungsian, Huda menyarankan agar pemerintah mempekerjakan pegawai untuk membersihkan gedung dan fasilitasnya.
Sebelumnya, Kepala BPBD Kabupaten Sleman, Julisetiono, mengatakan pihaknya telah menyurvei kesiapan barak pengungsian di 22 lokasi di Kecamatan Cangkringan, Pakem, dan Turi. Barak-barak pengungsian tersebut dinilai telah siap menampung para pengungsi lereng Merapi apabila aktivitas meningkat kembali.
Julisetiono juga mengatakan telah mempersiapkan fasilitas lainnya, seperti tenda dan toilet portable. Sementara itu, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sleman juga telah melihat jalur evakuasi yang rusak. Namun hingga kini masih belum diperbaiki.