Jumat 26 Jul 2013 19:21 WIB

Di Canio: Saya Tak Membunuhi Orang-Orang

Aksi selebrasi pelatih Sunderland Paolo Di Canio, usai mengalahkan Everton di pertandingan Liga Primer Inggris di Stadium of Light, Sunderland, Sabtu (20/4).    (AP/Scott Heppell)
Aksi selebrasi pelatih Sunderland Paolo Di Canio, usai mengalahkan Everton di pertandingan Liga Primer Inggris di Stadium of Light, Sunderland, Sabtu (20/4). (AP/Scott Heppell)

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG --  Pelatih Sunderland Paolo Di Canio menegaskan pada Jumat bahwa para pemainnya tidak takut terhadap dirinya, dengan berkata, "Saya tidak membunuhi orang-orang."

Pria Italia itu, yang menggantikan Martin O'Nell menjelang akhir musim lalu, sukses menjaga "Si Kucing Hitam" untuk bertahan di Liga Utama Inggris. Namun ia menghadapi kritikan atas caranya menangani para pemainnya dan rezim latihannya yang ketat.

Mantan atasannya di klub strata ketiga Swindon Town pernah berkata bahwa Di Canio melatih "dengan tangan yang memegang granat."

"Para pemain tidak takut dengan manajer, itu mustahil," kata Di Canio pada konferensi pers di Hong Kong, di mana timnya akan menghadapi Manchester City pada Sabtu di final Trofi Barclays Asia.

"Saya tidak membunuhi orang-orang, saya membiarkan mereka berlatih."

Ia menambahkan, "Tim kami merupakan tim yang sangat bagus, namun bukan tim papan atas. Untuk mengurangi celah antara kami dan tim-tim papan atas maka tentu saja kami memerlukan strategi dan taktik-taktik dan kualitas teknik."

"Namun kondisi fisik juga merupakan salah satu bagian utama, jika tidak sulit untuk mengurangi celah ini."

Dan ia bergurau, "Tidak, mereka tidak cemas (terhadap saya)... tentu saja mereka tidak mencintai saya. Saya berkata kepada mereka: mereka tidak perlu mencintai saya, mereka harus mengikuti saya, dan kemudian mereka akan baik-baik saja."

"Terkadang mereka harus bertarung dan terkadang mereka membuat saya gila, dan kemudian saya akan marah, namun sejujurnya ini lebih seperti sebuah keluarga, dengan rasa hormat."

Penunjukan Di Canio yang mengejutkan di Stadium of Light pada Maret memicu kontroversi karena ia memiliki pandangan politik sayap kanan.

Sunderland menang 3-1 atas Spurs pada pertandingan yang dimainkan di bawah guyuran hujan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement