Selasa 30 Jul 2013 16:40 WIB

Presiden Diminta Tangani Masalah Pencurian Minyak

Red: Dewi Mardiani
Pipa minyak. Ilustrasi.
Foto: parikiaki.com
Pipa minyak. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat energi, Pri Agung Rakhmanto, meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) turun secara langsung menangani pencurian minyak di jalur Tempino-Plaju yang sudah merugikan negara Rp 600 miliar.

"Presiden harus memerintahkan jajarannya untuk segera menyelesaikan masalah ini," katanya di Jakarta, Selasa (30/7). Menurut Direktur ReforMiner Institute itu, selain kerugian negara, pencurian minyak sudah mengganggu objek vital nasional. "Harus segera ditindak," lanjutnya.

Kementerian ESDM, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas), Kemenko Perekonomian, dan Kemenko Polhukam harus segera mengambil tindakan konkret dan tegas. Pri Agung mengatakan, penurunan "lifting" minyak hingga 12.000 barel per hari jangan dianggap remeh. "Ini sudah merupakan gangguan keamanan pasokan energi dan juga 'lifting' minyak skala nasional, tidak hanya Pertamina," katanya.

Jika dibiarkan, lanjutnya, maka akan percuma saja investasi eksplorasi dan produksi migas yang berisiko tinggi untuk mencapai target "lifting" nasional. Namun, dengan mudah membiarkan 12.000 barel per hari yang sudah didapat, hilang begitu saja dinikmati oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.