REPUBLIKA.CO.ID,BOSTON -- Dewan juri peradilan AS telah mendakwa dua teman kuliah dari tersangka pelaku bom Maraton Boston, Dzhokhar Tsarnaev, atas tuduhan halangi penyelidikan pemerintah.
Dewan juri di Boston, Kamis (8/8) menuduh kedua warganegara Kazakhstan yang berusia 19 tahun, Dias Kadyrbayev dan Azamat Tazhayakov, berusaha menghalangi penyelidikan ledakan yang menewaskan tiga orang dan melukai lebih dari 260 lainnya.
Surat dakwaan tersebut menuduh bahwa dalam beberapa hari setelah ledakan bom 15 April, pihak berwenang merilis rekaman video keamanan orang-orang yang mereka yakini merupakan tersangka pelaku pemboman, Tsarnaev mengirim pesan SMS kepada Kadyrbayev yang menganjurkan ia pergi ke kamar asrama Tsarnaev di sekolahnya dan "mengambil apapun yang ada di sana."
Kemudian, dakwaan itu menuduh, Kadyrbayev, Tazhayakov dan orang ketiga yang belum teridentifikasi telah mengambil sejumlah barang dari kamar Tsarnaev, termasuk komputer laptop dan tas ransel yang berisi kembang api. Kemudian, dakwaan itu menyebutkan, Kadyrbayev, dengan sepengetahuan Tazhayakov, meletakkan barang-barang itu ke dalam kantong sampah dan membuangnya ke tempat sampah.
Tim pelacak Polisi kemudian menemukan barang-barang yang dibuang itu di tempat pembuangan akhir.
Jika terbukti bersalah, Kadyrbayev dan Tazhayakov akan menghadapi ancaman hukuman hingga 20 tahun penjara karena menghalangi proses peradilan dan ancaman hukuman lima tahun atas tuduhan kedua,yakni berkonspirasi menghalangi peradilan. Keduanya juga menghadapi kemungkinan ancaman deportasi.
Tsarnaev masih berada dalam tahanan menunggu persidangan, ia dituduh menggunakan senjata pemusnah massal dalam ledakan tersebut, dan menghadapi hukuman mati jika terbukti bersalah. Kakaknya, Tamerlan, tewas dalam baku tembak dengan polisi hanya beberapa jam setelah rekaman video keamanan yang dirilis menunjukkan Tsarnaev bersaudara berjalan di dekat lokasi pemboman.