REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN---Aksi kekerasan yang terjadi di Mesir menimbulkan reaksi keras dari seluruh dunia. Iran menyebut aksi tersebut sebagai sebuah "pembantaian". "Iran terus mengikuti peristiwa pahit yang terjadi di Mesir dan tidak setuju atas aksi kekerasan yang dilakukan serta mengutuk pembantaian warga sipil dengan segala konsekuensinya," kata pihak kementerian luar negeri dalam pernyataan.
Pesan bernada negatif juga datang dari Qatar, yang merupakan pendukung utama kelompok Ikhwanul Muslimin yang pro-Mursi. "Qatar mengecam upaya kekerasan yang dilakukan terhadap aksi demonstrasi damai di kamp Rabaa al-Adawiya dan Al-Nahda dan menewaskan sejumlah orang tak berdosa," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar dalam pernyataan yang dirilis kantor berita resmi QNA.
Turki yang juga dekat dengan pemerintahan Moursi mendesak komunitas internasional untuk mengambil langkah cepat atas apa yang mereka sebut sebagai "tindakan yang tidak dapat diterima" itu. "Komunitas internasional, terutama Dewan Keamanan PBB dan Liga Arab, harus bertindak cepat guna menghentikan 'pembantaian' itu," kata pernyataan dari Kantor Perdana Menteri Turki.
Tetapi Prancis, Jerman dan Italia menahan diri untuk menyalahkan pihak dalam krisis tersebut, mereka sepakat untuk mengajak kedua pihak tetap tenang. "Kekerasan itu perlu dihentikan dan kedua pihak harus diliputi perasaan saling menahan diri," kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Prancis.
Menteri Luar Negeri Italia Emma Bonino mengatakan dirinya sangat sedih atas kejadian di Mesir. "Saya minta kepada mereka yang terlibat di Mesir untuk melakukan segala upaya untuk menghentikan kekerasan dan menghindari pertumpahan darah. Pihak angkatan bersenjata harus menahan diri," ktanya.