Jumat 16 Aug 2013 21:14 WIB

'Dalam Drama Mereka Mendukung Jokowi Menjadi Capres'

Rep: mg01/ Red: Djibril Muhammad
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menyapa warga saat berkunjung di Kampung Deret, Tanah Tinggi, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (8/8)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menyapa warga saat berkunjung di Kampung Deret, Tanah Tinggi, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (8/8)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puluhan simpatisan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo yang tergabung dalam kelompok Bara Jokowi melakukan pementasan drama jalanan di depan Taman Proklamasi, Jakarta Pusat.

Drama ini berjudul 'Penculikan Megawati'. Peristiwa penculikan Presiden Soekarno oleh Golongan Muda pada 16 Agustus 1945 ke Rengasdengklok mengilhami cerita pada drama ini.

Aksi ini dilakukan sebagai bentuk dukungan mereka kepada Jokowi untuk maju sebagai Presiden Republik Indonesia pada Pemilihan Presiden (pilpres) 2014 nanti. Acara dilaksanakan sejak pukul 09.30 WIB.

Acara diawali dengan penampilan dari seorang simpatisan bernama Bona yang membawakan sebuah lagu tentang Jokowi sambil memainkan gitar. Kemudian tampil pula pementasan orasi kelompok 'Anak Negeri' yang menyuarakan status kemerdekaan Indonesia.

Setelah itu dilanjutkan dengan pembacaan puisi. Selanjutnya acara ini menampilkan sebuah pementasan drama singkat yang distrudarai aktor senior Roy Marten yang juga merupakan simpatisan Jokowi.

Drama ini menceritakan sejumlah tokoh negara yang lagi-lagi maju untuk mencalonkan diri menjadi presiden. Rakyat sudah merasa bosan dengan mereka dan butuh pemimpin baru.

Lalu pada saat itulah, seseorang sambil mengenakan topeng wajah Jokowi maju dan memberikan sambutannya. Ia pun mendapat tepuk tangan dari simpatisan lainnya. Kemudian tampil pula seseorang yang menggunakan topeng wajah Megawati.

Ia mengatakan, Jokowi memang akan dicalonkan sebagai presiden pada 2014 nanti. Setelah pementasan drama selesai, acara dilanjutkan dengan orasi dari Mohtar Pahpahan, salah satu tokoh dari Bara Jokowi.

Kemudian ia bersama dengan simpatisan lainnya menyanyikan lagu '17 Agustus' sekaligus menutup acara ini. Ferdi Semaun, Sekertaris Jenderal dari Bara Jokowi mengatakan acara ini dipersiapkan secara singkat. "Hanya tiga hari persiapannya," kata Ferdi, Jumat (16/8).

Ia juga mengatakan kalau acara ini merupakan rangkaian kegiatan dari deklarasi simpatisan Jokowi yang sudah dilakukan di sejumlah provinsi seperti Banten dan Jawa Tengah. Deklarasi yang pertama kali diadakan pada 7 Juli 2013 di Jawa Tengah.

Lebih lanjut, Ferdi mengaku selama ini belum mengetahui respon dari Jokowi dan Megawati terkait aksi dukungan yang selama ini telah dilakukan. Namun menurut dia, hal tersebut tidaklah penting. "Yang penting kita terus berjuang bersama," ujar Ferdi.

Sementara itu menurut Mohtar Pahpahan, Indonesia membutuhkan pemimpin baru yang dekat dengan rakyat, karena selama ini rakyat Indonesia belum benar-benar merdeka. "Negara sudah merdeka, tapi rakyat belum," ungkap Mohtar.

Roy Marten juga menyuarakan pendapatnya. Ia yakin tindakan yang telah dilakukan simpatisan Jokowi ini adalah sesuatu yang tepat untuk melahirkan pemimpin baru.

Ia juga optimis kalau Jokowi sendiri akan mampu memenuhi keinginan rakyat untuk maju menjadi Calon Presiden RI. "Kalau rakyat yang meminta, Jokowi pasti mau," kata Roy Marten.

Para simpatisan memang sangat optimis terhadap kinerja Jokowi jika menjadi presiden. Bukti yang terbaru, Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta berhasil melakukan penertiban terhadap pedagang kaki lima di kawasan Tanah Abang yang selama ini selalu menimbulkan kemacetan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement