Ahad 18 Aug 2013 06:42 WIB

Kronologi Tragedi Berdarah Masjid Al Fath Mesir

Militer Mesir melakukan pengamanan di sekitar masjid tempat berkumpul massa pendukung Muhammad Mursi
Foto: AP
Militer Mesir melakukan pengamanan di sekitar masjid tempat berkumpul massa pendukung Muhammad Mursi

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Polisi Mesir memuntahkan peluru-peluru mereka saat berusaha membubarkan paksa para pendukung presiden terguling, Muhammad Mursi, yang berlindung di dalam satu masjid di Kairo, Mesir, Sabtu (17/8). Seorang koresponden kantor berita Prancis AFP melaporkan kronologi kejadian tersebut.

Bentrokan-bentrokan terjadi pada hari keempat pertumpahan darah antara kedua pihak. Pemerintah sementara menyatakan 173 orang telah meninggal dalam kurun waktu 24 jam terakhir.

Jumlah korban bertambah menjadi lebih 750 orang sejak Rabu ketika bentrokan-bentrokan di seluruh negeri itu pecah dan sebanyak 578 orang meninggal setelah polisi membersihkan dengan kekerasan dua perkemahan para pendukung Mursi di ibu kota itu.

Tragedi di masjid Al Fath di lapangan Ramses, Kairo Tengah, mulai terjadi Jumat. Pasukan keamanan mengepung Masjid Al Fath yang menjadi tempat para pengunjuk rasa pro-Mursi berlindung. Aparat mendesak demonstran supaya meninggalkan masjid itu.

Di dalam masjid itu, para pengunjuk rasa menjejerkan jasad-jasad puluhan rekan mereka sesama pengunjuk rasa yang terbunuh dalam aksi "Amarah Jumat".

Salah seorang pengunjuk rasa mengatakan kepada AFP lewat telepon bahwa mereka menuntut jangan ditangkap atau diserang oleh warga sipil yang berada di luar masjid.

Hingga Sabtu siang, situasi berubah jadi tegang. Seorang wartawan AFP di tempat kejadian mengatakan polisi menyerbu ke dalam masjid dan pasukan keamanan menembakkan gas air mata.

Dalam peristiwa itu, mereka menarik tujuh atau delapan pria yang kemudian diserang warga dengan alat pemukul dari kayu dan besi.

Polisi menembakkan gas air mata ke udara dalam usaha membubarkan massa. Seorang pewarta AFP melihat seorang pria yang mengenakan pakaian sipil terluka akibat tembakan polisi.

Kekerasan itu telah menyebabkan Mesir terbelah dan tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah beberapa tahun terakhir. Di luar masjid itu dan beberapa lokasi lainnya di Kairo, warga anti-Mursi menyasar para pengunjuk rasa pro-Mursi yang sering kali dikenali berjanggut atau berjilbab.

Pada Jumat, pendukung Mursi telah mengumumkan aksi "Amarah Jumat" yang berubah menjadi kekerasan di Kairo.

Pemerintah menyebut bentrokan-bentrokan itu menewaskan 173 orang di seluruh negeri. Itu termasuk 95 orang di Kairo dan 25 di Alexandria.

sumber : Antara/AFP
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement